Computer File
Peranan pengendalian kualitas untuk menurunkan tingkat kegagalan pada proses produksi painting di PT. Starion Berlian Indonesia
Pada saat ini persaingan dunia usaha semakin ketat dengan
tumbuhnya industri sejenis. Selain itu tuntutan konsumen untuk memperoleh
barang dan jasa dengan kualitas yang baik semakin kuat, sehingga
perusahaan yang mampu bertahan, hanyalah perusahaan yang responsif
terhadap tuntutan tersebut. Produsen atau perusahaan selalu dituntut untuk
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Dengan demikian diperlukan
suatu kegiatan pengendalian kualitas untuk menghasilkan produk yang
berkualitas baik yang dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan konsumen.
Kondisi ini juga dihadapi oleh PT Starion Berlian Indonesia salah satu
perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif yaitu industri karoseri
(perakitan) mobil. Dalam lingkungan industri tersebut kualitas memegang
peranan yang sangat penting karena kelemahan pengendalian kualitas pada
industri tersebut berkaitan erat dengan keamanan (keselamatan) dan
kenyamanan konsumen. Dengan demikian bagi suatu perusahaan
pengendalian kualitas ini sangat penting untuk dilaksanakan termasuk juga
PT Starion Berlian Indonesia yang selama ini telah menjalankan
pengendalian kualitas tersebut.
Masalah pengendalian kualitas yang sedang dihadapi oleh
perusahaan ini adalah masih adanya kegagalan yang cukup besar pada
beberapa tahapan produksi, khususnya bagian proses pengecatan (painting)
yaitu yang mempunyai kegagalan terbesar dari seluruh proses. Kegagalan
produk ini akan menyebabkan peningkatan biaya produksi, sehingga
produktivitas dan efisiensi perusahaan menurun. Selain itu memerlukan
waktu tambahan untuk memperbaiki produk gagal tersebut, dan tentunya
akan mengganggu jadwal operasional perusahaan.
Pada PT Starion Berlian Indonesia dalam menentukan apakah suatu
produk dikatakan berkualitas baik atau tidak, dilihat dari segi kesesuaian
produk dengan desain spesifikasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Di
mana spesifikasi ini merupakan kesepakatan antara perusahaan dan
pelanggan.
Kegagalan produk pada beberapa tahap proses produksi merupakan
masalah yang perlu ditangani. Oleh karena itu pengendalian kualitas ini
penting dilaksanakan agar sebagian besar penyimpangan yang terjadi dalam
proses produksi dapat dicari sebabnya dan dapat diperbaiki sehingga
meningkatkan produk (output) yang bebas dari kerusakan. Di samping itu
dengan adanya kegiatan pengendalian kualitas akan dihasilkan kualitas
produk yang konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan
perusahaan maupun konsumen. Jadi untuk mendukung kelancaran kegiatan
perusahaan, maka perlu dilaksanakan pengendalian kualitas yang efektif
dan menyeluruh yaitu yang berdasarkan siklus Deming. Yang tahapannya
terdiri dari Plan, Do, Check, dan Action.
Pada tahap Plan, dibuat kebijakan masalah kualitas yang bagaimana
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kemudian pada tahap Do
menjalankan proses produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Setelah itu pada tahap Check hasil produksi dibandingkan dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan apakah hasilnya sudah sesuai atau belum,
dan pada tahap Action hasil perbandingan ini menjadi umpan balik bagi
perusahaan untuk operasi selanjutnya. Siklus pengendalian ini harus
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Dalam menerapkan ke empat tahap pada penelitian ini, mula-mula
ditentukan spesifikasi produk yang diinginkan oleh konsumen, kemudian
hasil produksi diperiksa kesesuainnya dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan, sudah sesuai atau memenuhi spesifikasi atau tidak. Apabila ada
kegagalan kemudian dicari faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut,
sehingga dapat dicari cara-cara penanggulangannya. Alat bantu yang
digunakan adalah Pareto Diagram dan Fish Bone Diagram untuk mendeteksi
penyebab kegagalan.
Penelitian ini dilakukan pada bagian proses pengecatan (Painting) di
PT Starion Berlian Indonesia pada jenis produk L 300, karena pada proses
pengecatan ini yang paling banyak kegagalannya dari seluruh proses dan
untuk jenis produk L 300 ini adalah jenis produk yang kontinu diproduksi oleh
perusahaan ini dengan jumlah rata-rata 50 unit / bulan
Beberapa faktor utama yang sering menjadi penyebab kegagalan
yaitu faktor sumber daya manusia bahan baku, mesin, metode dan
lingkungan.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa jumlah kegagalan terbesar
yang terjadi adalah pada tahapan proses painting yang memiliki jumlah
kegagalan sebesar 654%. yang kemudian disusul pada proses trimming
yaitu sebesar 2,90% dan proses body assy sebesar 1,45%
Jenis kegagalan yang paling banyak terjadi pada proses painting yaitu
jenis kegagalan bintik sebesar 33,3%, kemudian jenis kegagalan kulit jeruk
sebesar 22,2%, kegagalan berlubang sebesar 16,6%, kegagalan buram
sebesar 11 ,I % dan kegagalan leleh, lunak ; serta daya rekat kurang masing-masing
5,6%. Dengan mengendalikan faktor-faktor penyebab terjadinya
jenis kegagalan tersebut perusahaan dapat meningkatkan efisiensi.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
memperhatikan faktor-faktor penyebab kegagalan yaitu dengan
melaksanakan training, pengarahan, dan bimbingan yang lebih ditingkatkan
lagi, mengadakan persiapan dan pemeliharaan mesin, pemeriksaan bahan
baku yang akan digunakan, lebih meningkatkan pengawasan dan bimbingan
terhadap pelaksanaan metode operasi untuk tiap tahapan produksi serta
menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan melaksanakan pengendatian kualitas, selain dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan, dapat pula meningkatkan citra
perusahaan sebagai perusahaan yang menghasilkan barang yang
berkualitas baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2290 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SUS p/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain