Computer File
Peranan analisis keuangan dalam penilaian permohonan kredit nasabah pada Bank AXA Cabang Bandung
Dalam membuat suatu keputusan apakah suatu
permohonan kredit diterima atau ditolak, pihak bank
menilai terlebih dahulu permohonan kredit yang diajukan.
Aspek-aspek yang dinilai, didasarkan pada suatu prinsip
dasar dalam pemberian kredit yang dikenal dengan "5C of
Credit" yaitu Character, Capital, Capacity, Condition,
dan Collateral.
Dalam analisis 5C ini mencakup analisis keuangan
yang ditujukan untuk melihat kondisi dan potensi
finansial pemohon kredit. Pada umumnya analisa secara
finansial terhadap perusahaan dimulai dengan menganalisa
laporan keuangan perusahaan tersebut. Tetapi karena tidak
semua perusahaan membuat laporan keuangan (terutama
perusahaan-perusahaan kecil), maka data-data rekening
koran, hasil kunjungan perusahaan dan data hasil
wawancara dengan pemohon kredit yang dijadikan dasar oleh
bank untuk membuat Proforma Laporan Keuangan.
Analisis terhadap Proforma Laporan Keuangan ini
memegang peranan penting untuk menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai pemohon kredit. Hasil analisis ini akan menjadi
salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
apakah kredit layak atau tidak layak diberikan.
Sebagai tahap selanjutnya dilakukan interpretasi atas hasil-hasil analisis, untuk kemudian menjadi dasar
penarikan kesimpulan apakah suatu permohonan kredit akan
diterima atau ditolak, dan bila diterima berapa besar
kredit yang dapat diberikan.
Obyek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah
Bank "X" cabang Bandung. Sedangkan kasus yang dianalisis
adalah kasus permohonan tambahan kredit sebesar Pabrik
Sepatu Olahraga "ABC" sebesar Rp 100.000.000,00.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif.
Penggunaan metode tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan
suatu gambaran tertentu mengenai suatu keadaan
berdasarkan informasi yang ada, dikumpulkan,
diklasifikasikan dan diinterpretasikan sehingga
didapatkan informasi untuk menganalisis masalah yang
diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus terhadap salah satu
calon debitur Bank "X" yaitu Pabrik Sepatu Olahraga
"ABC". Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah
studi pustaka dan studi lapangan.
Analisis dilakukan dengan cara melakukan penelaahan
terhadap apa yang dilakukan pihak bank dalam menilai
permohonan kredit dan melakukan evaluasi terhadap
analisis keuangan yang dilakukan oleh Bank "X".
Hasil yang diperoleh adalah bahwa diberikannya
tambahan kredit pada Pabrik Sepatu Olahraga " ABC"
berdasarkan analisis kebutuhan modal kerja didapatkan selisih antara Working Investment Neraca dan, Working
Investment Normal adalah sebesar Rp 250.884.062,00. Hal
ini berarti tambahan modal kerja maksimum yang dapat
dibiayai oleh bank adalah sebesar Rp 250.884.062,00, maka
permohonan tambahan kredit sebesar Rp 100.000.000,00 bisa dipenuhi.
Dalam melakukan evaluasi terhadap analisis keuangan
yang dilakukan oleh Bank "X" penulis melihat bahwa Bank
"X" tidak memikirkan apakah tambahan kredit sebesar Rp
100.000.000,00 tersebut cukup atau tidak untuk membiayai
piutang-piutang yang tertunggak tersebut. Setelah
dilakukan perhitungan, penulis menyimpulkan bahwa
tambahan kredit sebesar Rp 100.000.000,000 cukup jika
Pabrik Sepatu Olahraga "ABC" memperlama term of creditnya
maksimal sampai 106 hari.
Setelah melakukan evaluasi-evaluasi terhadap
analisis yang dilakukan oleh Bank "X", penulis tetap
sependapat untuk memberikan tambahan kredit sebesar Rp
100.000.000,00 dengan pertimbangan-pertimbangan:
- Dipandang dari bidang pemasaran usahanya, Pabrik Sepatu
Olahraga "ABC" ini mempunyai kemampuan bersaing, karena
berdasarkan pengalaman dalam mengelola usaha industri
sepatu dan ditunjang dengan penjualan yang meningkat
dari tahun ke tahun kurang lebih sebesar 10% sehingga
dapat menguasai pangsa pasar yang minimal stabil.
- Kualitas para pelanggannya cukup baik.
- Kondisi perekonomian yang terjadi pada saat itu adalah
"Kebijaksanaan Uang Ketat" dimana suku bunga tinggi,
daya beli masyarakat lemah, pelanggan tidak dapat
membayar tepat pada waktunya. Hal-hal tersebut
mengakibatkan profit margin dari pabrik tersebut turun,
tetapi Pabrik Sesatu Olahraga "ABC" masih mampu dalam
membayar bunga dan cicilan. Hal ini dapat dibuktikan
dari hasil perhitungan TIE, sebesar 3.85 dianggap masih
cukup baik jika dilihat dari kondisi pada saat itu.
Dengan membaiknya kondisi perekonomian maka diharapkan
profit margin akan membaik.
- Dilihat dari jaminan yang diberikan yaitu sebesar Rp
455.000.000,00, masih lebih besar dibandingkan dengan
fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank "X". Meskipun
jaminan adalah jalan keluar terakhir yaitu jalan yang
ditempuh secara paksa jika kredit yang diberikan
tersebut macet.
Pada bagian saran, penulis menyarankan agar pihak
bank meningkatkan kemampuan yang ada dari para Account
Officernya yaitu dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan
pendidikan-pendidikan, sehingga diharapkan dapat
diperoleh hasil analisis yang lebih baik lagi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2307 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ LEI p/95 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain