Computer File
Peranan pengendalian kualitas untuk mencari penyebab kegagalan produk Laminated Board pada proses pengolahan kayu pinus di PT. Albasi Parahyangan
Dewasa ini tuntutan konsumen terhadap kualitas produk semakin tinggi,
sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan agar
mampu bersaing di pasar dan dapat memuaskan keinginan konsumen. Dengan
demikian kegiatan pengendalian kualitas sangat diperlukan untuk menghasilkan
produk yang berkualitas baik yang sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan perusahaan dan konsumen.
Masalah pengendalian kualitas yang sedang dihadapi oleh PT. Albasi
Parahyangan adalah adanya kegagalan yang cukup besar pada beberapa
tahapan proses produksi yang menyebabkan peningkatan biaya produksi,
sehingga produktivitas dan efisiensi perusahaan menurun. Selain itu
memerlukan waktu tambahan untuk memperbaiki produk gagal tersebut, dan
tentunya akan mengganggu jadwal operasional perusahaan.
Kegagalan produk pada beberapa tahapan proses produksi merupakan
masalah yang perlu ditangani, karena banyaknya kegagalan produk akan
mengurangi laba perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu perusahaan
perlu melaksanakan tindakan pengendalian kualitas dengan melaksanakannya
berdasarkan siklus Deming yang tahapannya terdiri dari Plan, Do, Check, dan
Action. Pada tahapan Plan dibuat kebijakan menyangkut. masalah kualitas yang
sesuai dengan keinginan konsumen, kemudian pada tahap Do menjalankan
proses produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dan pada tahap
Check hasil produksi dibandingkan dengan spesifikasi yang telah disepakati,
apakah hasilnya sesuai atau tidak, dan pada tahapan Action hasil perbandingan
ini menjadi umpan balik bagi perusahaan untuk operasi selanjutnya.
Dalam menerapkan keempat tahapan proses ini, mula-mula ditentukan
spesifikasi produk yang diinginkan oleh konsumen, kemudian dibandingkan
kesesuaiannya dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Kemudian dicari faktor-faktor
yang menyebabkan kegagalan tersebut, sehingga dapat dicari cara
penanggulangannya. Alat bantu yang digunakan, adalah diagram pareto dan
diagram tulang ikan untuk mencari penyebab kegagalan.
Penelitian dilakukan pada PT. Albasi Parahyangan pada pengolahan kayu
pinus menjadi laminated board yang memiliki tingkat kegagalan yang cukup
besar.
Dari hasil penelitian dapat diketahui jumlah kegagalan terbesar yang
terjadi adalah pada tahapan proses laminasi yang memiliki jumlah kegagalan
sebesar 12,08% dan kemudian disusul pada proses double planner, proses rif
saw dan proses sanding. Faktor-faktor yang sering menjadi penyebab utama .kegagalan tersebut,
yaitu faktor sumber daya manusia, bahan baku, mesin, metode dan lingkungan.
Jenis kegagalan yang paling banyak terjadi, yaitu laminasi pecah pada
proses laminasi, tidak terserut pada tahapan double planner, melengkung pada
tahapan proses rif saw dan miring pada proses sanding. Dengan mengendalikan
faktor-faktor penyebab terjadinya jenis kegagalan tersebut perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, dalam memperhatikan
faktor-faktor penyebab kegagalan, yaitu dengan melaksanakan training
kayawan, mengadakan persiapan dan pemeliharaan mesin, pemeriksaan
bahan baku saat penerimaan di bagian logistic, membuat panduan metode
pengerjaan untuk tiap tahap prod&i dan menjaga kebersihan lingkungan serta
memperhatikan penerangannya.
Dengan melaksanakan pengendalian kualitas, selain dapat meningkatkan
efisiensi perusahaan, dapat pula meningkatkan citra perusahaan sebagai
perusahaan yang menghasilkan barang yang berkualitas, terutama untuk
pasaran luar negeri.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2310 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain