Computer File
Analisa sumber dan penggunaan dana di PT. Pann Multi Finance (Persero), Jakarta dan pengaruhnya terhadap rentabilitas perusahaan
Pembangunan di bidang ekonomi yang kian pesat di Indonesia semakin
memacu dunia usaha untuk terus maju dan berkembang. Semakin maraknya
pertumbuhan dunia usaha memacu perusahaan untuk terus mengikuti dan
meyesuaikan usahanya sesuai dengan perkembangan pasar. Hal ini dilakukan agar
tidak kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan saingan terlebih lagi dengan
adanya iklim globalisasi yang membuat pesaing-pesaing dari luar negeri mulai
memasuki pasar dalam negeri.
PT. PANN MF (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
notabene sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Pada awal mula
berdirinya, PT. PANN MF dibebani misi untuk memajukan industri perkapalan dan
transportasi air di Indonesia. Tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik, terbukti
dengan banyaknya permintaan untuk pendanaan baik bagi kapal angkut penumpang
(ferry), kapal angkut barang, maupun kapal ikan yang telah dipenuhi.
Untuk mengantisipasi persaingan dan risiko usaha, maka pada tahun 1991 PT.
PANN MF menambah jenis usahanya yaitu dari semula hanya bergerak di bidang sewa
guna usaha ditambah dengan modal ventura, anjak piutang, dan pembiayaan
konsumen, sehingga namanya berubah menjadi Multi Finance. Hal ini dilakukan
setelah mendapat penilaian dari Menteri Keuangan sebagai BUMN yang tergolong
sangat sehat, sehingga pada tahun 1990, PT. PANN MP meraih laba sebesar Rp 6,3 milyar rupiah dengan nilai ROA sebesar 7,1% dan ROE senilai 19,3% yang berarti
terjadi peningkatan hampir sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ekspansi usaha yang dilakukan oleh PT. PANN MP ini terdiri dari perluasan
jenis usaha (dari leasing hingga menjadi multi finance) dan ekspansi jenis pembiayaan
produk, yaitu yang semula mengkhususkan diri hanya pada bidang kapal laut saja
menjadi pembiayaan pesawat terbang, kereta api, truck trailer, sampai ke bidang
property.
Kesemuanya itu ikut mempengaruhi alokasi sumber dan penggunaan dananya.
Iklim perekonomian yang mengalami masa down pada tahun 1992 yaitu dengan
adanya kebijaksanaan uang ketat, banyak mempengaruhi kaadaan keuangan para
operator pengguna jasa PT. PANN MF. Ini terbukti dengan adanya kenaikkan
sebesar 168,56 % pada tahun 1992 pada pos Kapal dalam Leasing yaitu kapal yang
ditarik dari operatomya karana ketidakmampuan mereka untuk membayar biaya
angsuran sewa. Dan di tahun 1993 keadaan belum begitu membaik sehingga terjadi
lagi peningkatan hampir 2 kali lipat pada pos Kapal Dalam Leasing ini dibanding tahun
sebelumnya. Masalah ini ditambah lagi dengan adanya kasus kradit macet dari salah
satu Bank Pemerintah yang bertindak sebagai penyuplai dana bagi PT. PANN MF.
Suku bunga dalam negeri yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara
tetangga semakin mengurangi daya saing PT. PANN MF di dalam negeri. Ini
masih ditambah lagi dengan adanya kebijakan Pemerintah yang mulai tahun 1993
memperbolehkan kapal asing untuk mengangkut barang dari dan ke dalam Indonesia. Peraturan ini menyebabkan banyak terjadi pelarian modal dari pengusaha pemakai jasa
angkutan laut untuk membeli dan menyewa kapal laut dari negara tetangga yang jelas
lebih murah. Oleh karena itu pada tahun 1994 Pemerintah RI merasa perlu untuk
menambahkan modalnya pada PT. PANN MF yaitu dengan adanya suntikan dana
sebesar Rp 228 milyar rupiah guna meningkatkan daya saing dari PT. PANN MF.
Terhadap rentabilitas dari PT. PANN MF, terjadi penurunan dari tahun ke
tahun pada hampir semua indikatornya dibandingkan dengan keadaan pada tahun
1991, kecuali pada net profit margin yang semakin membaik. Penurunan ini terjadi
karena pertambahan pendapatan masih relatif kecil dibandigkan dengan pertambahan
nilai assets. Dalam segi efisiensi, PT. PANN MF juga belum bisa menunjukkan
peningkatan, terbukti dengan semakin besarnya cost of effciency perusahaan dari
tahun ke tahun. Hal ini berarti PT. PANN MF dituntut untuk dapat menurunkan
biaya-biaya yang dikeluarkan.
Dari hasil penelitian dana analisis yang telah dilakukan disarankan agar PT.
PANN MF terus mengembangkan sektor usaha lain disamping kapal laut agar resiko
yang ditanggung menjadi lebih kecil, selain itu juga disarankan agar PT. PANN MF
menjalin hubungan dengan investor maupun lembaga-lembaga pambiayaan asing, agar
dana pinjaman menjadi lebih murah.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2320 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ PAT a/96 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain