Computer File
Analisa pengaruh advertising promotion dan service terhadap brand image Disc House 91 di Kota Yogyakarta
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, hal ini menyebabkan bergesernya pola konsumsi yaitu dari fisik ke non fisik, salah satu kebutuhan non fisik adalah hiburan. Salah satu jenis hiburan tersebut adalah film yang menggunakan piranti lunak piringan LD dan VCD. Dengan munculnya piranti lunak tersebut mendorong orang untuk membuka usaha persewaan LD dan VCD. Seperti halnya dengan usaha-usaha lainnya yang tidak terlepas dati persaingan, maka usaha persewaan ini juga mengalami persaingan yang ketat dengan usaha yang sejenis. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat supaya dapat bersaing dan dapat terus menjamin kelangsungan hidupnya. Disc House 91 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang persewaan LD & VCD serta penjualan CD ROM di kota Yogyakarta, juga harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat supaya dapat bersaing.
Dalam memilih dan mengkonsumsi suatu produk, konsumen juga cenderung akan memperhatikan dan memilih brand atau merek tertentu yang dirasanya mempunyai citra/image yang baik. Untuk perusahaan jasa, brand tersebut bisa berupa nama dari perusahaan, pada skripsi ini brand yang dimaksud adalah DISC HOUSE 91. Salah satu cara untuk membangun brand image yang baik adalah dengan membuat promosi yang baik dan juga service yang memuaskan kepada konsumen. Kedua hal tersebut sudah dilakukan perusahaan, adapun untuk promosi, hal yang paling gencar dilakukan perusahaan adalah advertising atau iklan, sedangkan untuk service, karena perusahaan tergolong perusahaan jasa, maka hal tersebut sudah merupakan bagian dari kegiatan perusahaan sehari-hari.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti pengaruh advertising promotion dan service yang dilakukan oleh perusahaan terhadap brand image perusahaan di mata pelanggan dan non pelanggannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah advertising dan service, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah brand image perusahaan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan Disc House 91 dan masyarakat kota Yogyakarta. Pengujian statistiknya dilakukan dengan menggunakan uji statistik Korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Adapun hipotesa yang diajukan penulis untuk skripsi ini adalah: Terdapat pengaruh dari advertising promotion dan service yang dilakukan perusahaan terhadap brand image perusahaan di mata pelanggan dan non pelanggannya. Pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh yang searah, maksudnya bila advertising promotion dan service baik, maka brand imagenya akan meningkat, demikian pula sebaliknya, jika advertising promotion dan service jelek, brand, imagenya akan menurun/buruk.
Dari hasil perhitungan yang didapat dari kuesioner yang disebatkan kepada responden didapatkan hasil:
1. Untuk Pelanggan
a. Terdapat hubungan korelasi yang lemah (Weak Association) antara advertising dengan brand image (r_s = 0,242) hal ini bisa disebabkan karena: advertising yang dilakukan perusahaan tidak bersifat untuk membangun brand image, tetapi hanya memberi informasi saja, sulitnya menghubungkan iklan yang dibuat perusahaan dengan image yang ada di dalam benak konsumen dan waktu yang sempit untuk mengisi kuesioner. Selain itu didapatkan t_hitung yang lebih besar dari t_tabel (t_hitung = 1,728 > t_tabel = 1,6788) hal ini menunjukkan, kendati hubungan yang diperoleh lemah, tetapi masih terdapat pengaruh searah antara advertising dan brand image perusahaan di mata pelanggannya. Untuk koefisien deteminasi didapatkan hasil sebesar 5,86%, hal ini berarti pengaruh advertising terhadap brand image perusahaan di mata pelanggannya. adalah 5,86%, sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
b. Terdapat korelasi yang kuat antara service dengan brand image perusahaan (r_s = 0,896) hal ini berarti servicelah yang paling berpengaruh terhadap brand image perusahaan di mata pelanggannya. t_hitung yang diperoleh juga lebih besar daripada t_tabel (t_hitung = 13,9795 > t_tabel = 1,6788), hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang searah antara advertising dan brand image perusahaan di mata pelanggannya. Untuk koefisien determinasi didapatkan hasil 80,28%, hal ini berarti pengaruh service terhadap brand image pemsahaan di mata pelanggan adalah 80,28%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
2. Untuk Non Pelanggan
a. Sama halnya dengan pelanggan, terdapat hubungan korelasi yang lemah (Weak Association) antara advertising dengan brand image perusahaan di mata non pelanggan (r_s = 0,247). Untuk t_hitung nya diperoleh hasil yang tidak berbeda jauh dengan pelanggan yaitu sebesar 1,774, ini berarti t_hitung > t_tabel. Sehingga bisa kita katakan, kendati hubungan yang diperoleh lemah, tetapi masih terdapat pengaruh searah antara advertising dan brand image perusahaan di mata non pelanggan. Untuk koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 6,15%, hal ini berarti pengaruh advertising terhadap brand image perusahaan di mata non pelanggan adalah sebesar 6,15%, sisanya dipengaruhi variabel lainnya.
b. Untuk service, karena non pelanggan belum pemah merasakan service dari perusahaan, maka informasi yang mereka peroleh mengenai service dari perusahaan berupa word of mouth yang berasal dari pelanggan. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada mereka dalam kuesioner sama dengan pertanyaan mengenai service yang diajukan kepada pelanggan, hanya jawabannya disesuaikan dengan persepsi mereka. Adapun korelasi yang diperoleh adalah sebesar r_s = 0,677, hal ini berarti terdapat hubungan yang cukup kuat antara word of mouth dengan brand image perusahaan di mata non pelanggan. Untuk t_hitung nya diperoleh hasil yang lebih besar dari t_tabel (t_hitung = 6,373 > t_tabel = 1,6788), hal ini berarti terdapat pengaruh searah antara word of mouth dengan brand image perusahaan di mata non pelanggan. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 45,83%, hal ini berarti pengaruh word of mouth terhadap brand image perusahaan di mata non pelanggan adalah 45,83%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Dengan demikian secara umum kesimpulan yang dapat ditarik adalah: Baik pelanggan maupun non pelanggan pada umumnya memberikan hasil yang sama, yaitu advertising mempunyai pengaruh yang lemah terhadap brand image perusahaan, sedangkan service mempunyai pengaruh yang kuat terhadap brand image perusahaan. Hal ini berarti perusahaan harus selalu mempertahankan dan meningkatkan pelayanannya supaya brand imagenya dapat selalu tinggi, baik di mata pelanggan maupun non pelanggan. Untuk advertising, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan tertentu supaya dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap brand image perusahaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2331 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ HUB a/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain