Computer File
Penelaahan dan penilaian pengendalian intern persediaan bahan baku dalam hubungannya dengan pemeriksaan umum atas persediaan bahan baku pada PT. Pantja Simpati
Akuntansi keuangan dan laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Oleh karena pemakai laporan keuangan tersebut tidak hanya terbatas pada manajemen perusahaan, tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan di luar perusahaan, maka kewajaran suatu laporan keuangan menjadi sangat penting.
Tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk menyatakan pendapat apakah posisi keuangan dan hasil usaha serta perubahan posisi keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten.
Pemeriksaan umum yang dilakukan ini, dapat dan seharusnya dijalankan atas dasar pemeriksaan sampel, yang berarti bahwa tidak seluruh transaksi atau seluruh harta, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya diperiksa sepenuhnya melainkan hanya beberapa sampel yang diteliti.
Sebelum menyusun program pemeriksaannya, akuntan publik berkepentingan untuk melakukan pemahaman dan penilaian terhadap struktur pengendalian intern perusahaan. Hasil penilaian atas struktur pengendalian intern ini digunakan untuk menentukan sifat, waktu dan luas pemeriksaan yang akan dilakukan oleh akuntan publik, sebagaimana diuraikan dalam standar audit yang kedua yang kedua, yaitu standar pekerjaan lapangan.
Salah satu pos yang penting dalam laporan keuangan adalah pos persediaan karena persediaan seringkali terdiri dari berbagai macam barang yang berbeda dan biasanya merupakan jumlah aktiva yang terbesar dalam kelompok aktiva lancar. Persediaan juga cukup penting karena mempengaruhi secara material baik dalam neraca maupun laporan rugi laba perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan mengumpulkan data sesuai keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan analisis mengenai raasalah yang ada, dan penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada satu obyek penelitian saja. Data untuk penelitian ini diperoleh baik melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara dengan pejabat yang tepat.
Berdasarkan pembahasan mengenai pemahaman dan penilaian atas struktur pengendalian intern persediaan pada PT. Pantja Simpati yang berkedudukan di Jakarta, penulis menarik kesimpulan bahwa sampai saat ini telah terdapat struktur pengendalian intern yang cukup memadai atas persediaan bahan baku. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai kekuatan yang ada pada struktur pengendalian intern tersebut sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan karena penyelewengan dapat diperkecil. Selain berbagai kekuatan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern persediaan ini, penulis menemukan juga beberapa kelemahan yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya kecurangan. Meskipun sampai saat ini belum terjadi kesalahan yang material akibat penyelewengan, tetapi penulis memberikan saran-saran yang mungkin dapat membantu manajemen pada PT. Pantja Simpati dalam mencegah kecurangan-kecurangan yang mungkin timbul di masa yang akan datang di mana perusahaan akan semakin dituntut efisiensi dalam biaya dan efektivitas operasional. Saran-saran tersebut dapat dilihat pada bagian akhir dari skripsi ini, yaitu pada bab ke lima.
Karena penilaian atas stniktur pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. Pantja Simpati hingga saat ini cukup memadai, maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam laporan keuangan khususnya pada pos persediaan bahan baku, sehingga jumlah bukti audit yang dikumpulkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan jika struktur pengendalian persediaan tersebut tidak memadai. Dengan dapat diturunkannya jumlah bukti dalam pemeriksaan, maka akuntan pemeriksa dapat mempersempit ruang lingkup pemeriksaannya.
Selain itu akuntan pemeriksa dapat menilai apakah laporan keuangan klien auditable, artinya apakah laporan keuangan tersebut layak diaudit. Apabila akuntan pemeriksa menganggap laporan keuangan klien layak diperiksa maka pemeriksaan dapat dilanjutkan. Akuntan pemeriksa berdasarkan hasil pemahaman pengendalian intern klien juga dapat menilai tingkat resiko pengendalian, hal ini dimaksudkan untuk mengukur expectation dari akuntan pemeriksa apakah struktur pengendalian intern klien akan dapat mendeteksi dan mengoreksi terjadinya kesalahan yang bersifat material atau sebaliknya.
Terakhir adalah untuk memberikan saran-saran yang dituangkan dalam management letter untuk perbaikan-perbaikan struktur pengendalian intern klien apabila struktur pengendalian klien masih ada yang perlu diperbaiki.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4907 | DIG - FE | Skripsi | AKUN ICH p/95 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain