Computer File
Peranan pemeriksaan operasional atas proses produksi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses peranan pemeriksaan operasional atas proses produksi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi : studi kasus pada divisi tinta offset CV.Inkote, Bekasi
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat telah mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Perkembangan yang pesat ini mengakibatkan bertambah besar dan kompleksnya organisasi perusahaan dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan dalam suatu industri. Terlebih lagi dengan akan diberlakukannya Asia Free Trade Area atau AFTA pada tahun 2020, yang mengijinkan perusahaan besar maupun kecil dari luar negeri beroperasi secara legal di dalam negeri seperti
layaknya perusahaan domestik, akan memperketat persaingan yang telah ada. Dampak dari adanya perdagangan bebas tersebut salah satunya adalah akan semakin kecilnya pangsa pasar yang dapat diraih perusahaan jika perusahaan tidak segera mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya, suatu perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan proses produksinya secara efisien dan efektif sehingga produk yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing di pasaran bebas. Suatu perusahaan yang memiliki proses produksi yang efisien dan efektif dapat menekan biaya produksi dan menghasilkan produk dengan kualitas yang baik sesuai dengan waktu yang dijanjikan, sehingga perusahaan dapat memperoleh kepercayaan dari konsumen. Tetapi jika proses produksi tidak dijalankan secara efisien dan efektif, tidak saja dapat menimbulkan kerugian finansial tetapi juga dapat merusak nama baik perusahaan. Misalnya jika seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian produksi maka pelanggan tidak lagi percaya pada perusahaan dan mungkin beralih pada perusahaan lain sehingga akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi, perlu dilakukan suatu pengendalian secara kontinu terhadap proses produksi. Yaitu, dengan secara teratur melaksanakan suatu pemeriksaan untuk menilai tingkat efisiensi dan efektivitas proses produksi Jenis pemeriksaaan yang umumnya dilakukan untuk tujuan ini adalah pemeriksaaan operasional. Pemeriksaan operasional dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan faktor-faktor penyebabnya, serta memberikan rekomendasi atas penyelesaian masalah perusahaan, yang dalam ha1 ini adalah masalah keterlambatan penyelesaian produksi.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dan pendekatan studi kasus dalam penelitiannya. Dalam melakukan pemeriksaan, pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan pengamatan atas prosedur dan kegiatan proses produksi, bagian PPIC, gudang, bagian akuntansi biaya dan pengiriman. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berwenang serta dilakukan pengisian kuesioner-kuesioner. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan atas literatur-hteratur yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Pemeriksaan dilakukan melalui tahap-tahap pemeriksaan yaitu tahap pemeriksaan pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Tahap akhir dari pemeriksaan ini adalah laporan hasil pemeriksaan yang ditujukan kepada
manajemen, berisi temuan yang penting serta rekomendasi perbaiiannya. Pada
tahap pemeriksaan pendahuluan penulis melakukan pengamatan atas fasilitas fisik, wawancara, mencari data tertulis, dan menganalisa data yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dibahas pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan pada CV. Inkote divisi tinta offset, penulis menemukan bahwa masalah utama perusahaan adalah sering terjadinya keterlambatan penyelesaian produk. Pada pemeriksaan mendalam penulis menemukan bahwa penyebab keterlambatan penyelesaian produk disebabkan karena adanya hambatan dalam kelancaran proses produksi, yaitu pada faktor bahan baku yang sering mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku dari pemasok serta adanya kualitas dan kuantitas bahan baku yang
tidak tepat, faktor mesin dimana sering terjadi kerusakan pada mesin, faktor manusia yaitu tingginya tingkat kecerobohan yang dilakukan pekerja, faktor metode yaitu ketiadaan petunjuk cara kerja yang jelas, serta yang terakhir tata letak ruangan pada bangunan pabrik dan tata letak mesin yang kurang mendukung kelancaran pelaksanaan proses produksi. Adanya masalah-masalah di atas seringkali menjadi penghambat kelancaran proses produksi sehingga terjadi keterlambatan penyelesaian produk.
Pada akhirnya penulis memberikan beberapa saran atau usulan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi terutama dalam menekan tingkat keterlambatan penyelesaian produk sehingga kerugian yang ditimbulkan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4993 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain