Computer File
Pemeriksaan operasional atas aktivitas penjualan yang dilakukan oleh salesman (pramuniaga) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas aktivitas penjualan : studi kasus pada PT. Coca-Cola Banyu Argo - Warehouse Bandung Raya
Pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditandai dengan berdirinya perusahaan-perusahaan besar maupun kecil. Salah satu jenis usaha yang semakin berkembang saat ini ialah jenis usaha dibidang minuman ringan. Salah satu merk minuman ringan yang populer di Indonesia adalah Coca-Cola, yaitu minuman ringan jenis kola, yang saat ini menguasai sekitar 32 % pangsa pasar minuman ringan di Indonesia.
Agar suatu perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usaha dan mencapai tujuan laba yang optimal. Pihak intern perusahaan dalam hal ini manajemen harus mampu bekerja secara efisien dan efektif dari sisi aktivitas penjualannya. Salah satu unsur yang mendukung aktivitas penjualan tersebut adalah pramuniaga(Salesman). Saat ini meskipun Coca-Cola telah diiklankan secara luas sehingga dikenal banyak orang dan menjadi minuman ringan yang paling digemari, Coca-Cola tentunya tidak terjual dengan sendirinya, harus ada orang yang membawanya ke pasar untuk dibeli oleh konsumen. Orang tersebut adalah pramuniaga.
Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas suatu aktivitas penjualan yang dilakukan oleh pramuniaga. Dengan dilaksanakannya pemeriksaan operasional, manajemen dapat mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas penjualan perusahaan. Selain itu, pemeriksaan operasional juga menghasilkan saran-saran yang diharapkan dapat membantu peningkatan efisiensi dan efektivitas aktivitas penjualan perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian pada PT. Coca-Cola Banyu Argo untuk Warehouse Bandung Raya. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran nyata dari perusahaan mengenai aktivitas penjualan yang dilakukan oleh pramuniaga, dan melihat sejauh mana peranan pemeriksaan operasional dalam membantu usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas aktivitas penjualan perusahaan.
Penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dan prosedur-prosedur pemeriksaan operasional serta menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang ada, yang kemudian fakta tersebut dikumpulkan, diolah dan kemudian dianalisa. Pengumpulan data primer dilakukan melalui studi lapangan yang mencakup kegiatan wawancara dengan pengelola dan staf divisi yang berhubungan dengan obyek yang penulis teliti, pengamatan langsung atas obyek yang bersangkutan, serta mengumpulkan dan meneliti dokumen-dokumen perusahaan yang diperlukan. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan, yaitu pencarian bahan-bahan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
PT. Coca-cola Banyu Argo pada Warehouse Bandung Raya pada dasarnya telah menetapkan sistem yang terpadu untuk aktivitas penjualan yang dilakukan oleh salesmannya, hal ini tampak dari perencanaan dan pengendalian terhadapnya. Pada umumnya perusahaan telah memiliki pengendalian intern yang cukup memadai, hal ini didukung oleh: adanya struktur organisasi dan uraian tugas sudah merumuskan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan tegas, perusahaan juga sudah memiliki kebijakan dan prosedur yang telah dibuat secara tertulis, pencatatan atas aktivitas penjualan yang tertuang dalam laporan penjualan berupa Monthly Report serta pendistribusiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, pengawasan dan pengendalian atas aktivitas salesman dan juga dilakukannya pemeriksaan secara berkala oleh satuan pengawas intern yang berada di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia terhadap semua bagian. Namun dengan masih ada beberapa kelemahan-kelemahan dari pengendalian intern yang masih perlu diperhatikan, yaitu: belum semua dokumen penjualan dipranomori, pengelolaan serta pengendalian atas penggunaan dokumen yang belum memadai.
Perusahaan harus terus mempertahankan faktor-faktor yang menjadi kekuatannya sebagai modal untuk mengungguli pesaingnya. Kelemahan-kelemahan yang dapat mengurangi keefesienan dan keefektivan dari aktivitas penjualan khususnya yang dilakukan salesman tentunya sedapat mungkin dihilangkan atau diperbaiki, sedangkan kesempatan atau ancaman yang mungkin timbul hendaknya sedapat mungkin dimanfaatkan atau diantisipasi sehingga kelangsungan hidup perusahaan akan terjamin. Tabel berikut ini adalah uraian dari hal di atas tersebut:
STRENGTH
1. Menjadi distributor produk minuman terkemuka dan paling dikenal di dunia.
2. Didukung oleh permodalan yang kuat.
3. Pelayanan yang baik kepada pelanggan (dister).
4. Berpengalaman dalam bidangnya, yaitu pendistribusian.
WEAKNESS
1. Kualitas salesman yang masih kurang memadai
2. Keberadaan dan tata letak gudang yang tidak memadai.
3. Penanganan akan dokumen penjualan yang masih kurang memadai.
4. Keterlambatan dalam penyediaan barang dagangan, khususnya untuk can dan PET
OPORTUNITIES
1. Pertumbuhan penduduk di Jawa Barat yang terus meningkat, khususnya Bandung.
2. Kenaikan pendapatan per kapita penduduk Indonesia daya beli masyarakat akan meningkat pula.
3. Berdirinya pusat perbelanjaan, restoran, hotel yang cukup pesat.
THREATS
1. Masuknya produk sejenis ke pasaran, seperti Pepsi, Cruzz dan RC cola.
2. Suhu politik yang memanas pada saat ini (pemilu).
Saran-saran yang penulis ajukan atas kelemahan diatas diharapkan dapat membantu manajemen PT. Coca-Cola Banyu Argo khususnya untuk Warehouse Bandung Raya dalam usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas aktivitas penjualannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5027 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain