Computer File
Peranan perhitungan harga pokok produk dalam penetapan harga jual pada PT. Tanabe Abadi
Pada masa pembangunan ini, bangsa Indonesia giat melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu pembangunan yang secara giat dilaksanakan Indonesia adalah pembangunan di bidang kesehatan yang meliputi pengadaan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu di setiap desa, penyuluhan mengenai cara hidup sehat, penyediaan obat-obatan yang lebih lengkap dan murah dan lain sebagainya.
Salah satu industri yang cukup berpengaruh pada bidang kesehatan ini adalah industri farmasi yang bertugas menghasilkan obat-obatan bagi masyarakat. Dengan semakin majunya industri farmasi ini, maka diharapkan obat-obatan yang dihasilkan akan semakin beragam dan semakin murah, sehingga kebutuhan masyarakat akan obat-obatan dapat terpenuhi. Berkaitan dengan industri farmasi ini, maka penulis memilih salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi yaitu PT. Tanabe Abadi sebagai objek penelitian untuk skripsi ini.
Sebagai salah satu perusahaan farmasi, PT. Tanabe Abadi menyadari bahwa dalam situasi persaingan yang ketat seperti sekarang ini, harga jual memegang peranan yang cukup penting, oleh karena itu penetapan harga jual mendapat perhatian yang cukup s&us dari pihak manajemen. Salah satu faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual ini adalah perhitungan harga pokok produk, karena jika perusahaan ingin memperoleh laba yang memadai, maka harga jual yang ditetapkan jangan sampai lebih rendah dari harga pokok produknya.
Melihat betapa pentingnya informasi mengenai harga pokok dalam penentuan harga jual suatu produk, maka perusahaan membutuhkan suatu perhitungan yang tepat dan akurat atas harga pokok produk tersebut. Yang dimaksud dengan perhitungan harga pokok yang tepat dan akurat adalah bahwa dalam perhitungan tersebut telah dimasukkan semua unsur-unsur yang diperlukan dalam perhitungan harga pokok itu dan dihitung secara benar angkanya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis memilih melakukan penelitian yang berjudul ‘PERANAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA PT. TANABE ABADI’.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metoda deskriptif-analitis yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dengan disertai analisis-analisis yang dilakukan penulis dan uraian yang memberikan gambaran yang menjelaskan permasalahannya. Pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan yang dilakukan baik dalam bentuk wawancara, observasi serta teknik pengumpulan data lainnya yang bersumber dari dokumen-dokumen serta catatan-catatan perusahaan dan penelitian kepustakaan.
Dalam menghitung harga pokoknya, PT. Tanabe Abadi memakai perhitungan yang berdasarkan data biaya aktual atau yang sebenarnya. Dengan cara ini, maka semua biaya yang terjadi pada satu periode (satu bulan) akan dibebankan pada produk yang dihasilkan selama bulan tersebut.
Dalam menghitung harga pokok produknya, PT. Tanabe Abadi mengklasifikasikan biaya produksinya menjadi dua jenis yaitu biaya bahan baku langsung dan biaya konversi. Untuk biaya bahan baku langsung, biaya tersebut langsung dibebankan ke produk yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya konversinya, biayatersebut dibebankan ke produk berdasarkan suatu dasar alokasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Mula-mula semua biaya konversi yang terjadi pada suatu periode produksi (satu bulan) dibebankan menurut departemennya masing-masing baik departemen produksi maupun departemen jasa. Kemudian biaya-biaya dari departemen jasa dialokasikan ke masing-masing departemen yang memakai jasanya berdasarkan dasar alokasi yang telah ditetapkan perusahaan. Dalam mengalokasikan biaya-biaya ini, perusahaan memakai cara stepping method, yaitu metode alokasi bertahap yang dimulai dengan Departemen T&M, kemudian Departemen QC, Departemen General dan akhirnya PHQ. Setelah mengalokasikan biaya dari semua departemen jasa ke departemen produksi, maka selanjutnya perusahaan akan mengalokasikan biaya-biaya konversi di departemen produksi ini ke masing-masing produk sesuai dengan jumlah penggunaan jam kerja oleh masing-masing jenis produk. Setelah mengalokasikan biaya dari departemen produksi ini maka harga pokok produk dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya bahan baku langsung dengan biaya konversi ini yang kemudian dibagi dengan jumlah unit yang dihasilkan.
Hasil perhitungan harga pokok tersebut selanjutuya digunakan oleh perusahaan sebagai dasar untuk menetapkan harga jual kepada distributornya. Harga jual tersebut diperoleh dengan menambahkan sejumlah persentase laba yang diinginkan perusahaan pada harga pokok tersebut. Selanjutnya dasar harga jual ini kemudian disesuaikan dengan kondisi pasar yang dimasuki oleh produk yang bersangkutan untuk mendapatkan harga jual yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa cara perhitungan harga pokok yang dilakukan perusahaan akan menyebabkan harga pokok yang dihitung setiap periodenya selalu berubah-ubah tergantung banyaknya produksi dan biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan. Dan di samping itu penulis menemukan juga bahwa ada sebagian biaya yang telah salah diklasifikasikan, maupun salah dialokasikan.
Dari hasil penelitian ini pula penulis menyimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produk belum begitu berperan dalam penetapan harga jual di perusahaan karena sifat dari permintaan atas produk pcrusahaan yang inelastis dan ketatnya kondisi persaingan sehingXa PT. Tanabe Abadi tidak dapat melaksanakan kebijaksanaan penetapan harga jual hanya berdasarkan harga pokoknya saja melainkan perlu perbandingan terhadap harga jual pesaing atau pasar yang berlaku. Tetapi meskipun demikian dengan perhitungan harga pokok yang benar, PT. Tanabe Abadi setidaknya dapat mengetahui seberapa jauh tingkat efisiensi perusahaan dibandingkan dengan pesaing sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengendalian biaya yang tepat.
Selain itu, dalam skripsi ini penulis juga menyarankan agar pengklasifikasian dan pengalokasian biaya-biaya tersebut ditinjau kembali, sehingga dapat meningkatkan ketepatan perhitungan harga pokok produk, agar perusahaan memasukkan biaya dari Departemen Purchasing dan Inventory dalam perhitungan harga pokok produknya karena kedua departemen tersebut ikut berperan dalam kegiatan proses produksi sehingga biaya yang terjadi dikedua departemen ini juga harus dibebankan pada produk atau departemen yang mempergunakan jasa mereka dan juga sebaiknya pihak perusahaan menetapkan suatu standar dalam menghitung hasa pokoknya. Keuntungan dari penggunaan standar adalah untuk pengendalian biaya, di mana standar yang ditetapkan dapat menjadi pedoman bagi manajemen tentang berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melakukan suatu pekerjaan sehingga memungkinkan mereka melakukan pengendalian biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, penggunaan alat-alat yang lebih baik dan lain sebagainya. Keuntungan lainnya adalah dapat digunakan untuk memotivasi pekerja agar bekerja dengan lebih efisien. Dengan adanya standar tersebut pekerja menjadi tahu bagaimana dan pada tingkat biaya berapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan, selain itu juga dapat dipergunakan untuk menilai prestasi pekerja dan juga memantau penyebab inefisiensi yang terjad selama proses produksi dan mencari pemecahannya.
Mengingat masih banyaknya kapasitas di penasahaan yang tidak terpakai secara maksimal sehingga perusahaan harus menanggung biaya karena kapasitas yang menganggur (idle capacity cost), yang cukup besar, maka untuk pelaporan rugi laba bagi pihak intern, perusahaan sebaiknya memisahkan biaya ini dari perhitungan harga pokok penjualan (COGS), dan menempatkannya secara tersendiri di bagian Biaya Operasional (Operating Expenses) agar dapat dipergunakan sebagai acuan bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan kapasitas-kapasitas tersebut. Apapun upaya-upaya yang dapat perusahaan lakukan misalnya dengan cara meningkatkan penjualan dengan menambah tenaga pemasaran, melakukan ekspor ke luar negeri, meminta resep obat baru kepada Tanabe Seiyaku Co. Ltd di Jepang atau membeli paten obat dari perusahaan lain, menyewakan kapasitas-kapasitas yang menganggur tersebut dan lain sebagainya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5074 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain