Computer File
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam usaha meningkatkan ketepatan waktu penyelesaian order produksi : studi kasus pada PD Kerta Karkim Unit Inkaba
Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah, perusahaan-perusahaan milik daerah perlu memberikan kontribusi laba di tengah-tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Karena tujuan perusahaan daerah adalah memperoleh laba selain tetap memberikan perhatian pada sumbangan sosialnya pada masyarakat, perusahaan daerah menghadapi persoalan yang lebih kompleks dari pada perusahaan swasta.
Perusahaan Daerah Kerta Karkim Unit lnkaba Bandung, sebagai perusahaan manufaktur yang dikelola Pemda Jabar sejak tahun 1963 berusaha untuk tetap memenuhi kebutuhan pelanggannya. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan mutu yang sesuai dengan pesanan, serta ketepatan waktu pengirimannya kepada pelanggan.
Agar perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan penyelesaian produksi yang tepat waktu, sehingga dapat dikirimkan kepada pembeli sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pengendalian atas proses produksi. Salah satu caranya adalah dengan menekan kemungkinan terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian produksi pesanan, karena keterlambatan ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu manajemen mengidentifikasikan berbagai masalah yang dihadapi perusahaan serta memberikan rekomendasi berbagai tindakan perbaikan, sehingga pada akhirnya akan membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya. Pemeriksaan operasional ini dapat dilakukan
oleh pemeriksa intern, pemeriksa ekstern, ataupun konsultan manajemen.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam skripsi ini, penulis menekankan penelitiannya pada pemeriksaan operasional dalam proses produksi untuk menekan tingkat keterlambatan penyelesaian produksi pesanan pada PD Kerta Karkim Unit Inkaba, sebuah perusahaan daerah yang berlokasi di jalan Simpangan lndustri no. 2 Bandung. Perusahaan ini menghasilkan produk yang terbuat dari karet, baik karet alam maupun karet sintetis.
Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan pemeriksaan atas fungsi produksi dalam dua tahap, yaitu tahap pemeriksaan pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Tahap pemeriksaan pendahuluan bertujuan untuk mengidentifikasikan permasalahan, mengumpulkan informasi, dan mengungkapkan hal-hal yang tampaknya memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan atas fasilitas dan proses produksi, melakukan wawancara dengan personil manajemen, dan menyusun daftar pertanyaan pemeriksaan untuk membantu mengumpulkan informasi. Tahap pemeriksaan mendalam bertujuan untuk meneliti lebih lanjut permasalahan yang telah diidentifikasikan pada tahap pemeriksaan pendahuluan dan mengembangkan berbagai saran untuk perbaikan.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh temuan bahwa terdapat keterlambatan penyelesaian produksii dan pengiriman pesanan kepada pelanggan. Keterlambatan ini dapat menimbulkan berbagai kerugian seperti berkurangnya laba yang dapat diperoleh perusahaan, kerugian waktu, tenaga, dan biaya lembur untuk mengejar keterlambatan ini, serta kerugian kualitatif lainnya seperti hilangnya kepercayaan pelanggan.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa kegagalan produk umumnya disebabkan oleh empat faktor, yaitu faktor bahan baku, manusia, mesin, dan metode yang digunakan. Dari keempat faktor tersebut, bahan baku merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya keterlambatan penyelesaian order produksi.
Faktor bahan baku yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan adalah kualitas bahan baku yang kurang baik karena bahan pengganti (substitusi) dan faktor penyimpanan bahan, terutama untuk bahan-bahan kimia.
Faktor manusia yang umumnya menyebabkan terjadinya kegagalan produk adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia, kurangnya pengawasan, dan faktor-faktor manusia lainnya, seperti kecerobohan, keteledoran, salah memahami instruksi, salah memasukkan bahan baku, dan lain-lain.
Pada faktor mesin, hal-hal yang umumnya menyebabkan terjadinya kegagalan produk adalah kerusakan mesin dan umur mesin yang sudah tua sehingga kurang memiliki presisi yang baik dalam menghasilkan produk.
Pesanan khusus, tidak adanya standar produksi, dan tidak adanya prosedur perawatan mesin secara rutin adalah faktor metode yang seringkali menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian dan pengiriman produk pesanan kepada pelanggan.
Dari begitu banyaknya faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan penyelesaian dan pengiriman produk di atas, sebagian besar adalah faktor-faktor yang sesungguhnya dapat dikendalikan, bahkan dihindarkan. Untuk itu penulis memberikan beberapa saran perbaikan, yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menekan tingkat keterlambatan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan.
Keterlambatan yang disebabkan karena kurang akuratnya prosedur pengadaan persediaan bahan dapat dihindari dengan menerapkan suatu sistem persediaan yaitu Q/R Inventory System, dengan menghitung kuantitas optimum bahan yang akan dipesan (optimum order quantity) dan minimum stok yang ada di gudang sebelum dilakukannya pemesanan kembali (optimum reorder
point).
Keterlambatan yang disebabkan oleh kerusakan bahan, terutama bahan kimia dapat dihindari dengan memperhatikan kondisi gudang seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah kerusakan mesin, diperlukan adanya suatu bagian yang khusus menangani masalah mesin ini, yang bertugas memperbaiki kerusakan mesin dan melakukan perawatan atas mesin-mesin tersebut.
Kurangnya pengawasan dapat dihindari dengan cara menempatkan mandor pada setiap bagian produksi (persiapan, pembentukan I, pembentukan II, press dan finishing) terutama pada shift malam yang bertanggung jawab kepada tiap kasubsi.
Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan dan pengarahan secara rutin bagi seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja mereka, sehingga setiap tugas dapat dikerjakan dengan lebih baik, lebih teliti, dan lebih disiplin.
Untuk pesanan yang sifatnya khusus, yaitu pesanan yang belum pernah diproduksi sebelumnya dan pesanan yang tidak berulang, biro pemasaran perlu melakukan koordinasi dengan baik dengan bagian rendal. Bagian rendal harus dapat menganalisis dan mengukur kemampuan produksi perusahaan dengan baik untuk menghindari kerugian yang mungkin timbul akibat kegagalan produksi pesanan khusus ini.
Standar produksi amat penting untuk efisiensi dalam proses produksi. Standar produksi ini bisa dalam bentuk perintah kerja bagi bagian produksi. Bagian rendal membuat perintah kerja yang di dalamnya berisi standar produksi, yaitu standar bahan baku, standar arus proses, standar tenaga kerja, dan standar jam kerja, serta perintah-perintah lain yang harus dipatuhi oleh bagian produksi.
Agar proses produksii dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar diperlukan kondisi mesin yang baik. Untuk itu perlu adanya prosedur perawatan dan pemeliharaan mesin yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kemungkinan terjadinya keterlambatan penyelesaian produksi pesanan.
Proses penerimaan karyawan baru dan proses penilaian dalam masa percobaan akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia yang bekerja pada perusahaan. Untuk itu perlu adanya suatu prosedur penerimaan yang selektif, serta penilaian yang tepat atas kemampuan karyawan pada masa percobaan untuk memperoleh sumber daya manusia yang handal.
Laporan mengenai keterlambatan yang terjadi sebaiknya tidak dibuat bersama-sama dengan laporan produksi bulanan, tetapi dibuat sesegera mungkin, agar evaluasi terhadap keterlambatan ini dapat segera dilakukan sebelum masalah tersebut menjadi berlarut-larut. Dengan demikian, permasalahan yang ada dapat dicarikan pemecahannya dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan dapat segera diterapkan, sehingga kesalahan yang sama diharapkan tidak akan terulang lagi pada masa mendatang.
Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan kuantitatif atas kerugian yang ditimbulkan oleh keterlambatan penyelesaian dan pengiriman pesanan kepada pelanggan. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh informasi mengenai trend kerugian yang diderita setiap tahun akibat keterlambatan penyelesaian produksi dan akan lebih termotivasi untuk mengurangi kerugian
tersebut dengan cara menekan terjadinya keterlambatan ini.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5086 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain