Computer File
Peranan anggaran biaya pemasaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya pemasaran pada PT. (Persero) Asuransi Jiwasraya Cabang Bandung
Bangsa Indonesia telah memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua yang dititikberatkan pada bidang ekonomi sebagai penggerak utama pembangunan. Pembangunan ekonomi itu sendiri memerlukan dukungan investasi dalam jumlah memadai, oleh karena itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerahkan dana investasi, khususnya yang bersumber dari tabungan masyarakat.
Peranan usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting karena kegiatan usaha ini diharapkan dapat semakin meningkatkan pengerahan dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan. Industri asuransi mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk premi pembayaran polis asuransi jiwa. Dana ini merupakan titipan dari para tertanggung yang harus mereka kelola dan kembangkan agar pada saat klaim diajukan, mereka sanggup membayar santunannya.
Kepercayaan masyarakat akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya merupakan faktor yang sangat penting dalam pemilihan produk asuransi, karena asuransi menyangkut perjanjian penyediaan jasa pada suatu waktu di masa yang akan datang. Apalagi asuransi tergolong produk yang tidak banyak dicari masyarakat karena sifatnya yang tidak berwujud dan belum banyak orang yang menyadari kebutuhan akan produk ini, sehingga kegiatan pemasaran di perusahaaan asuransi menjadi sangat penting demi terjaganya kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tingkat laba yang optimal.
Sehubungan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada PT. (Persero) ASURANSI JIWASRAYA Cabang Bandung sebagai salah satu Bdan Usaha Milik Negara yang mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola dana yang dipercayakan oleh masyarakat.
Agar kegiatan pemasaran produk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka manajemen perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsi manajerial secara utuh dan menyeluruh. Salah satu alat bantu yang digunakan manajemen guna pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut secara memadai adalah anggaran sebagai perwujudan dari rencana yang bersifat kuantitatif.
Anggaran Biaya Pemasaran yang ditetapkan PT. (Persero) ASURANSI JIWASRAYA Cabang Bandung diterapkan dalam perencanaan pengeluaran dana kas untuk biaya-biaya pemasaran serta digunakan sebagai sarana pengendalian biaya pemasaran dan tolok ukur untuk menilai sampai seberapa jauh pelaksanaan biaya terhadap anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran Biaya Pemasaran Cabang Bandung disusun dengan berpedoman pada Pola Keagenan yang ditetapkan oleh Direksi, dengan berdasarkan jumlah dan komposisi aparat pemasaran, Target Produksi Premi New Business, serta program kerja pemasaran yang telah ditetapkan. Anggaran Biaya Pemasaran yang telah disusun oleh Kepala Bagian Pemasaran cabang dengan dibantu oleh para Kepala Seksi kantor cabang dan perwakilan, diusulkan pada Komite Anggaran di kantor pusat untuk mendapatkan persetujuan.
Dalam usahanya mengendalikan biaya pemasaran, perusahaan menggunakan alat yang disebut Kartu ANggaran. Sebelum dana untuk suatu kegiatan dikeluarkan, Kepala Bagian Pemasaran terlebih dahulu memeriksa Kartu Anggaran untuk memastikan ketersediaan dana yang ada. Melalui Kartu ANggaran, dilakukan pengawasan atas jumlah-jumlah yang dianggarkan agar dapat dikethaui sejauh mana biaya pemasaran yang telah dikeluarkan.
Anggaran Biaya Pemasaran PT. (Persero) ASURANSI JIWASRAYA Cabang Bandung disusun untuk periode satu tahun anggaran tanpa dialokasikan ke dalam periode anggaran yang lebih kecil. Hal ini menyulitkan perusahaan dalam melakukan analisis triwulan dan semesteran, oleh karena itu penulis menyarankan agar anggaran biaya pemasaran tahunan perusahaan dialokasikan ke dalam periode anggaran triwulanan yang besarnya disesuaikan dengan kegiatan pemasaran yang telah diprogramkan untuk jangka waktu tiga bulan tersebut.
Untuk mengetahui unjuk kerja yang telah dicapai dalam sektor pemasaran Cabang Bandung, dilakukan pembandingan hasil realisasi biaya pemasaran dan anggaran yang dituangkan dalam Laporan Realisasi Anggaran yang memuat persentase pencapaian realisasi biaya pemasaran terhadap anggaran tahunan. Namun, laporan realisasi anggaran ini tidak menunjukkan besarnya penyimpangan absolut dalam nilai moneter maupun penjelasan atas ppenyebab terjadinya penyimpangan. Selain itu, tidak terdapat batasan yang jelas untuk menentukan bahwa suatu penyimpangan adalah signifikan dan memerlukan penjelasan. Dalam hal ini, penulis menyarankan agar Laporan Realisasi Anggaran memuat besarnya penyimpangan yang terjadi, baik dalam nilai rupiah maupun dalam persentase penyimpangan terhadap anggaran. Perusahaan juga harus menetapkan batas toleransi untuk penyimpangan yang terjadi, sehingga penentuan penyimpangan yang signifikan akan lebih obyektif.
Pengendalian sesudah pelaksanaan anggaran merupakan tindak lanjut dari Laporan Realisasi Anggaran. Berdasarkan laporan tersebut, Bagian Pengawasan Cabang melakukan evaluasi triwulanan. Apabila ditemukan gejala penyimpangan, Bagian Pengawasan segera memberi rekomendasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan itu supaya melakukan tindakan perbaikan dan mengarahkan usahanya menuju sasaran yang ditetapkan. Hal itu berlanjut hingga evaluasi akhir tahun, dan bila masih ditemukan penyimpangan yang signifikan, pihak yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut akan dikenai sanksi.
Salah satu pengendalian juga dilaksanakan dengan melakukan penilaian prestasi bagian pemasaran berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Biaya Pemasaran. Penilaian prestasi kerja ini dilaporkan dalam Laporan Evaluasi Kegiatan setiap triwulan dan bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga rencana yang telah ditetapkan pada anggaran dapat tercapai.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5130 | DIG - FE | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain