Computer File
Pemeriksaan operasional atas bagian produksi sebagai alat bantu manajemen untuk menekan tingkat kegagalan produksi : studi kasus pada PT Asahimas Flat Glass Tbk. di Jakarta
Keadaan ekonomi yang masih belum stabil saat ini mendorong
perusahaan-perusahaan bersaing secara ketat untuk bertahan hidup. Sejalan
dengan tujuan perusahaan terutama perusahaan industri, yaitu memproduksi
barang yang sesuai dengan keinginan konsumen dan memperoleh laba, jalan
terbaik bagi perusahaan untuk bertahan hidup adalah dengan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan. Titik berat dari penerapan efisiensi dan
efektivitas pada perusahaan industri adalah pada kegiatan produksi yang
merupakan kegiatan inti dari perusahaan.
Untuk dapat menerapkan kegiatan produksi yang efisien dan efektif,
perusahaan membutuhkan sebuah aktivitas pemeriksaan yang dapat menilai
efisiensi dan efektivitas dari proses produksi. Jenis pemeriksaan yang dibutuhkan
adalah pemeriksaan operasional atas bagian produksi, yang dapat membantu
manajemen untuk mengatasi masalah kegagalan produksi yang terjadi.
Pemeriksaan operasional tersebut dapat membantu manajemen dalam
mengidentifikasi penyebab terjadinya kegagalan produksi serta memberikan
saran dan rekomendasi sebagai masukan bagi manajemen perusahaan.
Data dan informasi yang diperlukan untuk skripsi ini diperoleh penulis
dengan melakukan studi kasus pada PT Asahimas Flat Glass Tbk. di Jakarta.
Perusahaan ini adalah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang produksi
kaca. Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif
analisis. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer dan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data
sekunder yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Pemeriksaan operasional yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tahap pemeriksaan pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam.
Pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh
gambaran perusahaan secara umum. Dalam tahap ini pemeriksa melakukan
pengamatan sekilas atas fasilitas fisik perusahaan dan mengadakan wawancara
dengan personil manajemen perusahaan. Dari pengamatan dan wawancara
yang telah dilakukan pemeriksa diperoleh hasil bahwa kegagalan produksi yang
terjadi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu
faktor tenaga kerja, faktor mesin, faktor bahan baku, dan faktor metode.
Faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut diperiksa lebih lanjut dalam
pemeriksaan mendalam. Kegagalan produksi pada PT Asahimas Flat Glass Tbk.
dikelompokan menjadi dua, yaitu kegagalan primer dan kegagalan sekunder.
Kegagalan primer adalah kegagalan produksi yang terjadi pada proses peleburan
bahan baku hingga dihasilkan kaca lembaran yang siap diolah lebih lanjut (raw
glass). Yang termasuk dalam jenis kegagalan ini adalah kegagalan produksi
yang terjadi pada hot process. Faktor penyebab kegagalan primer yang memiliki
persentase terbesar adalah faktor bahan baku. Sedangkan kegagalan sekunder
adalah kegagalan yang terjadi pada saat kaca lembaran diproses lebih lanjut
atau yang terjadi pada cold process. Faktor penyebab kegagalan terbesar pada
kegagalan ini adalah faktor mesin.
Tujuan lain pemeriksa melakukan pemeriksaan mendalam adalah untuk
mengetahui lebih lanjut rnengenai proses produksi kaca dan pengendalian intern
yang ada. Dengan mengetahui secara mendalam proses produksi dan
pengendalian intern yang terkait pada PT Asahimas Flat Glass Tbk., pemeriksa
dapat memberikan masukan-masukan bagi manajemen perusahaan dalam
usaha untuk mengatasi kegagalan produksi yang terjadi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5300 | DIG - FE | Skripsi | AKUN PRA p/99 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain