Computer File
Peranan perhitungan harga pokok standar sebagai alat bantu manajemen dalam penetapan harga jual pada perusahaan tekstil PT. "X" di Bandung
PT X merupakan sebuah perusahaan tekstil yang berlokasi di Bandung. Perusahaan ini berproduksi berdasarkan pesanan. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah sering
terjadi selisih yang cukup besar antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Penulis dapat mengidentifikasiken sebagai berikut :
1. Apakah perusahaan melakukan perhitungan harga pokok standar ?
2. Apakah perusahaan telah menggunakan perhitungan harga pokok standar sebagai alat pengendalian biaya produksi?
3 . Sejauh mana pengaruh perhitungan harga pokok standar tersebut terhadap penetapan harga jual produk ?
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pesanan yang terjadi prda bulan September 1992 dan sampel dalam penelitian ini sebesar 10%.
Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan sudah melakukan perhitungan harga pokok standar, tetapi perhitungan tersebut belum tepat yaitu terdapat kesalahan dalam penggolongan biaya overhead pabrik standar. Dalam menyusun biaya overhad pabrik perusahaan juga belum
memisahkan biaya overhead pabrik ke dalam biaya overhead pabrik variabel dan tetap. Perhitungan harga pokok standar yang dilakukan perusahaan belum digunakan sebagai alat
pengendalian biaya.
Dari analisis selisih yang penulis lakukan, ternyata terdapat selisih merugikan sebesar Rp. 6.251.466,30 yang berasal dari 45" Cotton Rp. 1.452.021,63 (R), 50" Cotton Rp. 1.178.317,98 CR), 50" Staple Rp. 1.667.266,OO (R) dan 62" Staple Rp. 1.953.860,69 (R).
Dari empat pesanan yang dianalisis, harga jual menurut penulis lebih tinggi sebesar 3,7% - 4,6% dari harga jual perusahaan. Selisih terjadi karena dalam penetapan kuantitas standar benang lusi, penulis memperhitungkan 10% cadangan penyusutan benang lusi.
Penulis menyarankan kepada perusahaan agar :
1. Menggolongkan kembali biaya overhead pabrik dengan mengeluarkan gaji sopir, biaya bahan bakar dan biaya penyusutan kendaraan.
2. Memisahkan biaya overhead pabrik menjadi biaya overhead variabel dan tetap.
3. Memperhitungkan cadangan penyusutan benang lusi dalam penetapan kuantitas standar benang lusi.
4. Harga pokok standar hendaknya digunakan sebagai alat pengendalian biaya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp11508 | DIG - FISIP | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain