Computer File
ASEAN Regional Forum : Good Will Level dalam membentuk tata keamanan baru Asia Tenggara Pasca - Perang Dingin
Bagi kawasan Asia Pasifik, berakhirnya Perang Dingin, disatu sisi memberikan kelegaan bahwa kawasan tersebut tidak lagi harus menghadapi situasi pertentangan Timur-Barat ataupun ancaman interfensi great powers dalam lingkungan mereka. Namun dilain pihak, hilangnya ketegangan tersebut menimbulkan "power vacuum" dan mengundang negara besar di kawasan Asia Pasifik, seperti Cina dan Jepang, untuk menggantikan posisi great powers sebagai hegemoni. Ditambah dengan konflik yang berkelanjutan seperti sengketa wilayah/teritori, situasi keamanan di Asia Pasifik umumnya dan Asia Tenggara khususnya menyimpan potensi konflik yang siap muncul ke permukaan.
Pertemuan Puncak ASEAN di Singapura, tahun 1992, menghasilkan kesepakatan akan perlunya pembentukan kerjasama keamanan intra-regional bahkan dalam cakupan wilayah yang lebih besar, termasuk Asia Pasifik. Keadaan damai dan aman, seperti yang tertera dalam Deklarasi Bangkok, berarti lepas dan pengaruh/kekuatan asing. Tanggung jawab terbesar dalam mempertahankan stabilitas dan keamanan regional terletak pada masing-masing negara melalui usaha ketahanan nasional. Kerjasama regional diperlukan untuk menghindari, menghilangkan, dan menyelesaikan, perbedaan atau pertentangan yang ada di antara mereka dengan cara damai dan itikad baik untuk mempromosikan ketahanan regional dan wilayah yang damai, bebas, dan netral (zone of peace, freedom, and neutrality-ZQPFAN).
Hal ini berarti usaha meningkatkan kerjasama keamanan multilateral harus dilaksanakan secara bersama dengan keinginan bersama pula. Untuk itu, kerjasama yang diperlukan tidak harus dalam struktur formal tapi merupakan bagian dari kerjasama regional ASEAN secara keseluruhan.
ASEAN Regional Forum (ARF) dapat dilihat sebagai pengembangan ide ASEAN tentang keamanan komprihensif atau ketahanan nasional dan regional berdasarkan konsep ZOPFAN. Usaha ini merupakan bagian dari pendekatan kerjasama keamanan dan penciptaan rasa saling percaya, termasuk di dalamnya diplomasi preventif Tulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui proses itikad baik yang dipergunakan dalam membentuk tata keamanan baru di Asia Tenggara menghadapi dinamika keamanan Asia Tenggara pasca-Perang Dingin.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14087 | DIG - FISIP | Skripsi | HI NIT a/95 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain