Computer File
Analisis kestabilan lereng bendungan tipe urugan di Jawa Tengah dengan kondisi tanpa dan dengan gempa
Perencanaan bendungan tahan gempa baru dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1955 dengan cara koefisien gempa (pseudostatik), tetapi pembangunan bendungan di Indonesia sudah dilaksanakan jauh sebelum tahun 1955. Hingga saat ini kerusakan akibat gempa bumi berupa bobolnya bendungan yang menahan air dalam volume yang cukup besar belum pernah terjadi di Indonesia, akan tetapi hal ini tidak bisa dipakai acuan untuk mengabaikan pengaruh gaya gempa terhadap bendungan yang akan direncanakan ataupun yang sedang beroperasi. Dengan adanya koreksi koefisien gempa baru maka perlu dilakukan analisis kestabilan lereng terhadap bendungan yang telah berdiri.
Skripsi ini dimaksudkan untuk menganalisis kestabilan lereng 22 buah bendungan besar tipe urugan dengan tinggi di atas 15 meter. Analisis dilakukan dengan cara koefisien gempa (pseudostatik) dengan menggunakan koefisien gempa baru. Percepatan gempa yang digunakan adalah percepatan gempa desain pada perioda ulang 100 tahun. Sebagai alat bantu perhitungan digunakan program komputer STABL/G.
Program ini didasarkan pada teori stabilitas lereng Bishop dengan bidang longsoran lingkaran. Nilai faktor keamanan yang dihasilkan menentukan kestabilan suatu bendungan pada berbagai kondisi kritis baik pada saat tidak terjadi gempa maupun pada saat terjadi gempa.
Dari hasil analisa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh bendungan masih berada dalam keadaan stabil, baik dalam keadaan tanpa gempa dan dengan gempa. Pada Bendungan Malahayu, Penjalin, Sempor, Lodan Wetan, Gembong, Ngancar, Plumbon, Gunungrowo didapatkan harga faktor keamanan sedikit di bawah persyaratan, tetapi dapat dikatakan stabil karena masih memenuhi batas toleransi 4 %
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp16341 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT MOE a/97 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain