Computer File
Intensi bentuk arsitektural pada Bayt Al - Quran dan Museum Istiqlal - apresiasi Museum Bayt Al - Quran dan Museum Istiqlal Taman Mini Indonesia Indah Jakarta
Sesudah lebih dari seribu tahun berakar di bumi Nusantara, akhirnya tersedia juga sarana untuk menampung dan melestarikan khazanah budaya Islami, hasil karya masyarakat yang bernafaskan Islam. Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal telah diresmikan penggunaanya pada tanggal 10 April 1997 yang lalu oleh Presiden Soeharto.
Bayt Al-Quran berupa gedung sebagai wadah untuk menyimpan mushaf (terbitan naskah Al Quran yang halaman-halamanya dihiasi) hasil pengutaraan penghormatan cinta Ummat Islam kepada kitab suci mereka selama lebih dari seribu tahun
Untuk menjelaskan keindahan suatu objek merupakan sesuatu yang sulit , karena keindahan mempunyai arti yang semu dan abstrak , tidak semua orang mempunyai pandangan yang sama tentang keindahan. Norma-norma dan latar belakang budaya dan zaman yang berbeda akan membentuk persepsi yang berbeda tentang sesuatu yang disebut "Indah", atau "Bagus".
Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal kami anggap mempunyai sesuatu yang “unik” dan tidak ada pada bagunan-bangunan museum lain di Indonesia. Dengan konsepsi bangunan yang dipengaruhi oleh konsepsi kosmologis secara keagamaan. Visi dari Arsitek yang sangat memperhatikan ajaran Islam pada setiap disainnya, mengimbas kepada setiap disainnya, baik dalam bentuk atau dalam konsep. Selama ini Ir Ahmad Noe’man kerap mendalami falsafah islam dalam setiap disain mesjidnya, bagai pisau yang terus diasah.
Dalam sebuah museum dengan tema keislaman, ajaran islam tentu saja mengimbas kepada bentuk serta rupanya. Dengan falsafah islam ,kebudayaan, sejarah, dan teori tentang arsitektur yang menyatu ke dalam sebuah bangunan, sangatlah patut untuk kita tinjau keberadaanya. Mengingat kita semua dilahirkan dengan latar belakang kepercayaan dan kemampuan untuk berkreasi , menjadikan manusia merindukan Tuhan-nya.
Tekanan-tekanan seperti ini membuat sebuah bangunan menjadi menyatu dengan kepercayaan dari ummat dan misi yang diemban-nya ,dan menjadikannya penting untuk ditinjau keberadaanya.
Dalam Skripsi ini kami mencoba mendeskripsikan keunikan objek Arsitektur dengan menggunakan pendekatan visual sebagai penilaian dari sebuah apresiasi Arsitektur. Dari proses pemahaman yang sini, diharapkan akan ditemukan esensi dari kegiatan proses perancangan bangunan dengan fungsi museum yang bernafaskan keagamaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18635 | DIG - FTA | Skripsi | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain