Computer File
Simulasi reaksi dehidrasi n-butanol menjadi senyawa buten dengan katalis alumina aktif dalam reaktor unggun tetap
Senyawa buten dimanfaatkan secara luas dalam industri antara lain sebagai bahan baku pembuatan MTBE, ETBE, isooktan, insektisida, antioksidan, polimer, dan lain-lain. Kebutuhan isomer buten saat ini sebagian besar dipenuhi melalui
hasil fraksionasi gas alam, perengkahan katalitik terhadap minyak bumi, isomerisasi, dan dehidrogenasi terhadap n-butana hasil pengilangan gas alam yang kesemuanya mengandalkan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam tak
terbarukan. Salah satu alternatif penyediaan buten adalah dengan reaksi dehidrasi n-butanol. Alternatif ini memberikan harapan bahwa buten dapat dihasilkan tanpa mengandalkan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam yang tak terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh parameter operasi (konsentrasi, temperatur, laju alir umpan, dan diameter partikel katalis) terhadap unjuk kerja reaktor unggun tetap reaksi dehidrasi n-butanol menjadi buten. Manfaat penelitian ini adalah agar dapat memberikan kontribusi mengenai pengaruh parameter operasi terhadap kinerja dan distribusi temperatur serta konsentrasi sepanjang arah radial dan aksial pada reaktor unggun tetap pada reaksi dehidrasi n-butanol sehingga dapat menjadi dasar pengembangan reaktor pada
skala industri. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan simulasi menggunakan komputer terhadap model heterogen dua dimensi reaktor unggun tetap yang diperoleh dari peneracaan massa dan energi. Pengaruh parameter
operasi terhadap konversi dan distribusi konsentrasi serta temperatur sepanjang arah aksial dan radial pada reaktor unggun tetap pada reaksi dehidrasi n-butanol dipelajari dengan melakukan simulasi mengunakan perangkat lunak Matlab.
Analisis hasil penelitian dilakukan dengan mengamati konversi dan distribusi konsentrasi serta temperatur sepanjang reaktor secara dua dimensi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa semakin kecil konsentrasi n-butanol dalam umpan, semakin besar konversi yang dapat dicapai. Untuk temperatur umpan, semakin tinggi temperatur umpan , semakin besar konversi yang dapat dicapai. Sedangkan diameter partikel katalis dan laju alir massa umpan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konversi. Hasil lain yang didapat adalah bahwa reaksi dehidrasi n-butanol menjadi buten merupakan reaksi yang sedikit eksoterm (tidak menghasilkan panas reaksi yang besar), oleh karena itu temperatur dinding reaktor harus dipertahankan minimal 10° di bawah temperatur umpan untuk mempertahankan kondisi isotermal untuk keberlangsungan reaksi dehidrasi dan konversi reaksi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp22523 | DIG - FTI | Skripsi | TK ANT s/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain