Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Belanda periode 1983-2002
Pada awalnya ekspor migas memegang peranan penting dalam penerimaan devisa
negara. Namun sejak tahun 1982 sampai tahun 1986 peranan migas sebagai andalan dalam
penerimaan devisa negara semakin menurun. Ekspor non-migas menjadi tumpuan ulama
ekspor Indonesia setelah menyumbang sekitar 50.1% dari penerimaan ekspor, sedangkan
migas hanya menyumbang sebesar 49.9% pada tahun 1987, kontribusi sektor non-migas
terhadap penerimaan ekspor terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Komoditas
pertanian adalah salah satu komoditas ekspor non migas Indonesia, namun ekspor komoditi
kita yang paling utama adolah dori hasil-hasil perkebunan. Kelapa sawit dalam bentuk
minyak sawit (CPO) merupakan salah satu komoditi ekspor andalan dari subsektor
perkebunan yang berada pada urutan pertama ekspor nan-migas Indonesia dari
keseluruhan ekspor minyak sawit Indonesia, negara Belanda merupakan negara tujuan
ekspor terpenting yang secara kontinyu menerima ekspor minyak sawit Indonesia, dan
memiliki nilai ekspor tertinggi dengan pangsa pasar terbesar kurang lebih 33.9%, dari
keseluruhan ekspar minyak sawit Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya. Oleh
sebab itu negara ini dianggap sebagai negara yang sangat mempengaruhi permintaan CPO
Indonesia. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor harga ekspor CPO
Indonesia, harga minyak kedelai di pasar internasional, pendapatan per kapita Belanda,
dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mempengaruhi permintaan CPO Indonesia di
Belanda. Selain itu juga dihitung besarnya elastisitas harga, elaslisitas pendapatan, dan
elastisitas harga silang dari permintaan CPO Indonesia di Belanda Penulis menggunakan
metode penelitian kausal, data tahunan periode 1983-2002 yang diolah dengan teknik
regresi multivariat dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa harga ekspor CPO Indonesia di Belanda bersifat inelastis don memiliki hubungan negatif terbadap permintaan CPO Indonesia di Belanda. Harga minyak kedelai di pasar internasional dan pendapatan per kapita Belanda bersifat elastis don memilild hubungan positif terhadap permintaan CPO Indonesia di Belanda. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika memiliki hubungan negatif terhadap permintaan CPO Indonesia. Hasil ini menunjukkan CPO sebagai komoditi ekspor andalan Indonesia selain dipengaruhi oleh faktor di dalam negeri juga dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi di negara pengimpor.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp70 | DIG - FE | Skripsi | SP DEW f/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain