Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan airfare di Indonesia
Krisis ekonomi tahun 1998 memaksa pemerintah menandatangani Leter of Intent (Lol)
dengan international Monetery Fund (IMF). Salah satu butir dari Lol adalah meliberalisasi
pasar indonesia, menghaplus praktek- praktek monopoli. dan menghilangkan proteksi-proteksi
pemerintah baik unnuk perusahaan swasta tertentu maupun perusahaan pemerintah. Salah satu
sektor industri yang mengalami perubahan semenjak undang-undang memonopoli adalah
sektor transportasi. Deregulasi penerbangan dimulai ketika pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 40 (ahun 1999 yang memberikan izin seluas-luasnya bagi siapa
saja yang ingin mendirikan perusahaan penerbangan sehingga operator penerbangan tidak lagi
hanya Garuda Indonesia Airlines (GIA) dan Menjadi Nusantara Airlines (MNA).
Penelitian ini akan menganalisa apakah /aktor - aktor seperti jumlah maskapai
penerban, volume penumpang, faktor jarak tempuh, jumlah penduduk atau populasi,
pendapatan per kapita,mudah pemberhentian atau ironis dan karakteristik bandar udara kota
asal apakah sebagai bandara penghubung atau bukan mempengaruhi harga pada rute rute
domestik dengan kota tujuan Medan pada periode 2000-2005. Selain itu ingin diketahui
juga apakah industri penerbangan Indonesia dengan tujuan medan merupakan contestable
market.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu analisis metode yang
bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dengan cara mengumpulkan
dan dan menguii data lengkap beserla analisisnya agar masalah dapat dianalisis dan dibahas
dengan .metode Penelitian ini juga mengutamakan metode penelitian kausal, yaitu metode
penelitian yang mencoba mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen antara melihat hubungan antar variabe{ Data yang diperoleh dalam penelitian ini
diolah dengan menggunakan teknik regresi multivariat dengan metode analisis ,dalam menggunakan bantuan sojiware Eviews J,
Hasil dari pelitian ini, jumlah maskapai penerbangan, jumlah penumpang, jumlah
pemberhentian atau transit dan karakteristik bandara asal hub berpengaruh sangat signifikan
dalam penentuan harga pada rute-rute yang dimiliki, jumlah maskapai penerbangan memegang
peranan yang besar. Hal ini tidak sesuai dengan kerangka conlestable market. bisa disimpulkan
bahwa persaingan indsutri jasa penerbangan domestik.jadwal di beberapa rute domestik
bukanlah merupakan
perfectlv conleslable market. Hal ini berkebalikan dengan implikasi leari conleslable market,
dimana jumlah perusahaan atau firm tidak berhubungan dengan perubahan harga, sehingga
competitiveness yang tercermin dari harga keseimbangan tidak lagi ditentukan oloh struktur
pasar yang terwakili oleh jumlah perusahaan dalam industri. Oleh sebab itu, maka
competitiveness pada rute-rute tersebut lebih banyak ditentukan oleh struktur pasra., Hal ini
sesuai dengan teori leo-Klasik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp85 | DIG - FE | Skripsi | SP PUJ f/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain