Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi pinjaman luar negeri pemerintah di negara berkembang
Meningkatnya kebutuhan akan anggaran pembangunan, penurunan dalam kapasitas pembayaran, dan defisit pada neraca transaksi berjalan merupakan beberapa alasan pemerintah di negara sedang berkembang (NSB) melakukan pinjaman. Potensi
peningkatan jumlah pinjaman luar negeri pemerintah ini dipengaruhi juga oleh adanya krisis ekonomi dan meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan yang terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan negara peminjam mengahadapi masalah dimana negara tersebut berada dalam kondisi debt trap.
Penelitian ini ditujukan untuk meneliti faktOr-faktor yang mempengaruhi jumlah pinjaman luar negeri pemerintah di negara berkembang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kausalitas, analisis deskriptif, dan kuantitatif. Studi kasus Indonesia diestimasi menggunakan jenis data time series periode 1980- 2003. Studi kasus ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand) dan China menggunakan jenis data panel periode
1989-2003.
Berdasarkan analisa deskriptif bahwa negara-negara penghutang akan menghadapi masalah jangka panjang yaitu membebani generasi masa depan untuk kewajiban pembayaran, membebani keuangan negara dalam masalah pembayaran, dan
negara tersebut berada dalam kondisi debt trap. Atas dasar hal tersebut dapat diketahui negara yang berpotensi mengahadapi masalah berada dalam kondisi debt trap adalah
Indonesia dan Filipina.
Untuk kasus Indonesia, jumlah pinjaman luar negeri pemerintah (debt outstanding) secara signifikan dipengaruhi oleh riil government budget (RGB), GDP riil, Debt Service
Ratio (DSR), current account balance (CAB), dan dummy krisis tahun 1998. Variabel yang paling dominan adalah dummy krisis ekonomi tahun 1998. Hal ini mengindikasikan dengan terjadinya krisis ekonomi, akan meningkatkan jumlah pinjaman luar negeri pemerintah. Meningkatnya pinjaman luar negeri pemerintah pada saat krisis ekonomi, tidak terlepas
dari peranan pemerintah. Pemerintah mengambil peran besar dalam upaya menyelamatkan perekonomian.
Untuk kasus ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand) dan China, secara signifikan dipengaruhi oleh riil government budget (RGB), GDP riil, Debt Service
Ratio (DSR), Current account balance (CAB), jumlah penduduk (POP), dan dummy krisis tahun 1998. Defisit anggaran, DSR, dan krisis ekonomi merupakan faktor yang lebih signifikan mempengaruhi peningkatan pinjaman luar negeri pemerintah di ASEAN dan China.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp98 | DIG - FE | Skripsi | SP PUT f/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain