Computer File
Backward bending kurva penawaran tenaga kerja di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta pada Tahun 2005
GDP merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi, besarnya GDP
sangat ditentukan oleh faktor -faktor produksi yang salah satunya adalah sumber daya
manusia yaitu tenaga kerja. Salah satu hal yang penting dalam supply tenaga kerja
adalah jumlah total jasa kerja yang ditawarkan seluruh pekerja di pasar tenaga kerja.
Jumlah total jasa ini ditentukan oleh 2 hal, pertama jumlah orang yang bekerja dan
kedua jam kerja pekerja. Penawaran jam kerja setiap tenaga kerja tidaklah sama ada
yang memiliki jam kerja yang panjang dan ada yang pendek. Oleh karena itu analisis
penyediaan tenaga kerja tidak cukup hanya dilihat dari jumlah tenaga kelja tetapi juga
berapa jam dalam seminggu pekerja bekerja.
Untuk itu, peneliti ingin mengetahui apakah terjadi backward bending pada
penawaran tenaga kerja, apakah ada perbedaan kecepatan backward bending dan
seberapa besar upah mempengaruhi penawaran tenaga kerja di daerah DKI Jakarta
dan Jawa Barat pada tahun 2005. Data yang digunakan bersumber dari data
ketenagakerjaan (Sakernas 2005) dan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Hasil regresi menunjukkan bahwa upah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penawaran tenaga kerja, sedangkan untuk upah bertanda positife artinya
pada titik tertentu terjadi pembelokan pada kurva penawaran jam kerja. Pekerja yang
memiliki upah dibawah titik belok jika terjadi penurunan upah maka pekerja akan
menaikan jam kerjanya. Sedangkan pekerja yang upahnya berada diatas titik belok jika
terjadi penurunan upah akan meningkatkan jam kerjanya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp167 | DIG - FE | Skripsi | SP GUN b/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain