Computer File
Penerapan analisis biaya-volume-laba sebagai alat bantu perencanaan pembelian dan pemanfaatan kapasitas pada SPBU X
Saat ini, persaingan antar perusahaan terasa semakin berat dengan adanya
kenaikan bahan bakar minyak dan listrik. Oleh karena itu, perusahaan dituntut
menjalankan aktivitas bisnisnya secara efektif dan efisien. Agar dapat mewujudkan
tujuan perusahaan, dibutuhkan perencanaan matang dan kerja sama yang solid
antar pihak-pihak terkait di dalam perusahaan. Pada umumnya tujuan utama
perusahaan adalah memperoleh laba yang memadai sehingga perusahaan dapat
mempertahankan eksistensinya. Perencanaan yang dapat dilakukan perusahaan
salah satunya adalah perencanaan laba. Besarnya laba sangat terkait dengan unsur
pendapatan, biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan.
Salah satu alat yang dapat membantu perusahaan merencanakan
laba secara optimal adalah Cost-Volume-Profit analysis. Analisis ini merupakan
sebuah metode yang menganalisis bagaimana besarnya titik impas (breakeven
point) dan volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan untuk
mencapai laba yang ditargetkan berubah sebagai dampak berubahnya biaya tetap,
biaya variabel, harga jual, dan volume penjualan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
merupakan metode deskriptif. Penulis mengumpulkan data, mengolah data,
menginterpretasikan data, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Data-data yang
diperoleh merupakan jenis data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari
perusahaan. Penelitian dilakukan terhadap SPBU X. Ada 4 produk yang dijual, yaitu
Premium, Solar, Pertamax dan Pertamax Plus. Jumlah kapasitas maksimal dari
Premium adalah 90.000 liter/hari, Solar 30.000Iiter/hari, Pertamax 30.000/hari,
Pertamax Plus 30.000/hari.
Dari hasil perhitungan untuk tahun 2006 perusahaam memiliki titik
impas sebesar Rp. 9.106.607.072,25, marjin pengaman sebesar 76.92%, laba
operasi Rp.1.495.141.621,7, pemanfaatan kapasitas Premium 21,23%, Solar
14,48%, Pertamax 5,16%, Pertamax Plus 3,81%. Sedangkan Hasil Perhitungan
tahun 2007 perusahaam memiliki titik impas sebesar Rp. 9.722.001.866,72, marjin
pengaman sebesar 76.28%, laba operasi Rp.1.370.100.758,3, pemanfaatan
kapasitas Premium 21,07%, Solar 12,90%, Pertamax 3,77%, Pertamax Plus 2,95%.
Dari Perhitungan kedua peri ode diatas dapat dilihat perubahan dari periode 1 ke 2.
Titik impas meningkat sebesar Rp.615.394.794,47, marjin pengaman menurun
sebesar 2.24%, laba operasi menurun sebesar -Rp.124.219.557,40. Pemanfaatan
kapasitas Premium menurun sebesar 0.16%, Solar menurun 0.58%, Pertamax
menu run 1.39%, Pertamax Plus 0.86%.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam bab 4, Penulis
menyarankan untuk periode berikutnya SPBU X melakukan pembelian Premium
dan Solar lebih banyak karena perputaran ke 2 produk tersebut yang paling besar.
Juga untuk menaikan tingkat pemanfaatan kapasitas diperlukan peningkatan
pelayan juga promosi. Pelayanan yang bisa diberikan seperti fasilitas pembayaran
dengan kartu kredit dan kartu debit, pembelian minum dalam kemasan apabila
pembelian Rp.100.000 atau lebih. Juga SPBU X dapat melakukan promosi seperti
membuat program undian untuk konsumen. Dengan demikian diharapkan penjualan
dapat meningkat sehingga pemanfaatan kapasitas pun meningkat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1004 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ PRA p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain