Computer File
Peranan pengendalian persediaan barang tidak tahan lama kelompok A berdasarkan sistem klasifikasi ABC dalam meminimumkan biaya Overstock di Supermarket Borma Cabang Cijerah
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satunya adalah konsumen. Kebutuhan dan keinginan mereka harus dapat dipenuhi. Berorientasi pada customer focus/ customer oriented, maka fokus pada tiga hal pokok, yaitu: harga, mutu, pelayanan. Bagi perusahaan retail (eceran), pengelolaan dan pengendalian persediaan barang serta bekerjasama dengan para supplier mempunyai peranan penting. Terutama ketika perusahaan tersebut semakin berkembang, manajemen persediaannya pun semakin kompleks. Salah satu hambatan yang sering muneul berkaitan dengan persediaan adalah masalah kelebihan persediaan atau yang lebih dikenal dengan overstock. Hal ini dapat mengakibatkan pemborosan karena berkaitan dengan biaya persediaan pada perusahaan. Pada Supermarket Borma, produk yang paling banyak tantangannya dalam hal persediaan adalah produk fresh fruits. Dikatakan paling banyak tantangannya karena produk tersebut memiliki tingkat perputaran barang yang cepat, kadaluarsa tinggi, dan
cepat membusuk. Selama ini pengendalian persediaan pada produk fresh fruits di Supermarket Borma hanya berdasarkan perkiraan penjualan tahun-tahun sebelumnya, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa sering terjadi overstock. Untuk itu dilakukan suatu perhitungan dengan metode Expected Marginal Contribution guna menghitung CSL (Cycle Service Level) dan Optimal Order Quantity (OOQ). Sebelum melakukan perhitungan tersebut, buah lokal dan impor diklasifikasikan memakai sistem klasifikasi ABC. Ini berguna untuk mengetahui jenis buah yang tergolong memiliki tingkat volume
penjualan yang tinggi. Setelah itu perhitungan dilakukan pada kelompok A klasifikasi ABC. Berdasarkan hasil perhitungan dengan CSL, ternyata didapat bahwa untuk masing-masing buah pada buah lokal maupun impor mengalami overstock. Dari sini, dihitung optimal order quantity (000 dan reorder point (ROP) yang sebaiknya perusahaan lakukan untuk kurun waktu tiga bulan (1 bulan sebelum hari raya Idul Fitri, bulan pada saat hari raya, dan 1 bulan sesudah hari raya). Penulis mengambil data pada
masa itu karena tingkat volume penjualannya eukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan, penulis membandingkan biaya overstock yang terjadi dengan sistem pengendalian yang dilakukan perusahaan maupun
dengan sistem perhitungan OOQ. Dari perbandingan tersebut, didapat bahwa biaya overstock dengan perhitungan OOQ lebih keeil daripada biaya overstock dengan sistem pengendalian perusahaan. Dengan perhitungan OOQ terbukti dapat menurunkan total biaya overstock pada perusahaan. Penghematan biaya ini berguna bagi perusahaan, karena dapat dipakai
untuk membiayai hal lain yang sifatnya lebih penting. Dengan melakukan pengendalian persediaan yang lebih terintegrasi maka akan dapat membantu perusahaan untuk mengendalikan sistem persediaan terutama untuk produk fresh fruits. Dengan begitu biaya overstock persediaan yang minimum dapat tercapai.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1111 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ BUN p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain