Computer File
Importance performance analysis terhadap marketing mix (7P) di Restoran Waroeng Sunda Kelapa
Bisnis restoran sekarang ini berkembang dengan pesat di kota Bogor,
berkembangnya bisnis restoran ini karena kecenderungan sekarang ini adalah orang
tidak ada waktu lagi untuk memasak, mahalnya bahan baku memasak jika orang itu
hidup sendiri, dan juga karena sarana transportasi yang lebih baik saat ini makan
tidak hanya menjadi sekedar pemenuhan kebutuhan, tetapi menjadi gaya hidup yang
bisa dihubungkan dengan sebuah perjalanan wisata. Pesatnya perkembangan ini
memacu setiap kompetitor baru di kota Bogor untuk masuk, sehingga persaingan
menjadi ketat. Saat ini restoran sunda hampir ada di setiap sudut kota Bogor,
sehingga konsumen dapat dengan mudah memilih, dan dapat dengan mudah juga
untuk pindah ke restoran lain. Maka untuk dapat bertahan, maka suatu restoran
haruslah mengetahui apa saja yang menjadi tingkat kepentingan dari para
konsumen. Dengan semakin terpenuhinya tingkat kepentingan konsumen oleh
kinerja, maka diharapkan konsumen akan semakin puas, dan diharapkan konsumen
yang puas itu akan menjadi semakin setia.
Tingkat kepuasan merupakan selisih antara tingkat kepentingan dengan
kinerja nyata yang dirasakan oleh konsumen. Dengan analisa hubungan
kesenjangan antara tingkat kepentingan dan kinerja nyata yang dirasakan oleh
konsumen, perusahaan dapat menciptakan suatu kepuasan bagi konsumennya.
Semakin besar perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja maka tingkat
kepuasan akan semakin kedl, dan sebaliknya apabila kinerja perusahaan sesuai
dengan tingkat kepentingan konsumen akan meningkatkan kepuasan konsumen.
Atribut-atribut yang digunakan untuk menilai kesenjangan antara tingkat kepentingan
dan kineeja, adalah tujuh variabel marketing mix, yaitu: produk, harga, tempat,
promosi, orang(karyawan), bukti fisik, proses.
Penelitian ini dilakukan di Restoran Waroeng Sunda Kelapa dengan
menggunakan metode survei yang termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif, yang
bertujuan untuk menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian, permasalahan
yang aktual serta berusaha mengetahui dan mencarikan suatu solusi atas masalah
yang terjadi. Populasi yang diambil adalah semua konsumen yang datang untuk
makan di Restoran Waroeng Sunda Kelapa, sedangkan sampel yang diambil dengan
menggunakan metode convinience sampling, yaitu konsumen yang paling mudah
ditemui dan diminta kesediaannya untuk mengisi kuesioner. Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah observasi langsung, wawancara, dan kuesioner.
Hasil penelitian mengatakan bahwa tingkat kepentingan berkisar antara
4,1-4,6 dari skala 5 yang berarti variabel-variabel yang digunakan penulis penting
untuk diperhatikan. Sedangkan tingkat kinerja berkisar antara 3,76-4,08 dari skala 5,
yang berarti sebagian besar konsumen merasa cukup puas dengan pelayanan dari
Restoran Waroeng Sunda Kelapa. Tidak ada variabel yang terdapat pada kuadran A,
sedang yang terletak pada kuadran B adalah: produk, proses, orang(karyawan),
bukti fisiko Yang terdapat pada kuadran C adalah harga dan promosi, sedang yang
terletak pad a kuadran 0 adalah tempat. Pada akhirnya penulis tetap menyarankan
untuk menjaga kinerja yang dianggap sudah baik oleh para konsumen, dan tetap
memperbaiki kinerja yang dianggap tidak penting oleh konsumen, ataupun
berlebihan. Hal yang dianggap kurang penting dan berlebihan oleh konsumen bisa
jadi nanti menjadi kebutuhan konsumen, dan kinerja tersebut dianggap menjadi nilai
tambah untuk Restoran Waroeng Sunda Kelapa. Tingkat kesesuaian antara tingkat
kepentingan dari konsumen dengan tingkat kinerja dianggap sudah cukup baik,
dengan nilai rata-rata 91 % (dengan tingkat kepentingan yang berbeda-beda).
Perbaikan kinerja yang dirasakan perlu mendapatkan prioritas utama adalah variabel
yang memiliki tingkat kepentingan paling besar.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1118 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ DAR i/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain