Computer File
Analisa pengendalian kualitas dalam mengurangi tingkat kecacatan produk PT. PNK
PT. PNK ada1ah sebuah perusahaan rnakanan ringan yang memproduksi
sejenis kerupuk berbahan baku dasar tepung tapioka berbentuk kapsul. PT. PNK menyadari pentingnya kua1itas da1am memproduksi suatu barang. Namun selama ini pengendalian kualitas yang dilakukan baru sebatas pada produk akhir (Darang berupa kapsul ini te1ah jadi dan siap dijual). Pengendalian kualitas di1akukan secara manual oleh pekerja pada proses sorting, dimana kapsul yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan, maka
dipilih uniuk dimasukkan dalam proses pengepakan dalam plastik. Penelitian ini ditunjukan untuk mencari penyebab cacat pada proses produksi kapsul guna memperkecil jumlah tingkat kegagalan produk akhir, yaitu kapsul. Proses produksi dimulai dari persiapan :bahan baku dan bahan mixing, proses pengadukan, proses pemotongan, proses pencetakan, proses penggorengan, proses penyeleksian (sorting), penimbangan, dan terakhir proses pengepakan (finishing). Dari data kecacatan produk lanuari-Desember 2004, diketahui bahwa tingkatkecaeatan relatif besar pada bulan September-Desember, dimana kualitas tepung tapioka sebagai bahan baku utama produksi menurun. Produk cacat kapsul hanya dapat dilihat secara
kasat mata pada akhir proses produksi. Namun ada faktor-faktor yang ikut mengambil peran dalam memperbesar kemungkinan kapsul yang dibuat menjadi cacat di akhir proses produksi. Setelah melakukan wawancara dengan supervisor PT PNK diketahui bahwa proses yang mengambil porsi besar dalam mempengaruhi tingkat kecacatan produk ada pada adonan bahan baku (tapioka), proses penggorengan, dan proses sorting. Persentase ini di
perkirakan oleh PT. PNK berdasarkan pengalaman nya. Penulis pertama menghitung besarnya kerugian yang timbul akibat kecaeatan produk selama periode tabun 2004, serta faktor-faktor penyebab kecacatan produk
lewat Ishikawa Diagram sebagai alat bantu untuk mengetahui faktor-faktor menyebab kapsul bantut/tidak mengembang. Selanjutnya peneliti akan melihat lebih lanjut faktor manusia (tenaga kerja), sebagai motor penggerak proses produksi. Karena itu penulis melihat tingkat absensi tenaga kerja sepanjang tahun 2004. Selanjuinya untuk mengetahui apa penyebab dari kecacatan produk pada proses produksi, maka pertama-tama dilakukan wawancara dengan pemilik perusahaan. Kemudian disebarkan kuesioner kepada para tenaga kerja. Hasil wawancara dengan pemilik dan pendapat dari pegawai yang diperoleh melalui kuesioner mengenai penyebab kecacatan
produk pada proses produksi menunjukan hasil yang sama. Tenaga kerja secara umum setuju dengan pendapat pemilik perusahaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1141 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SEN a/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain