Computer File
Analisis perencanaan agregat dengan meminimumkan daya di PT X Cimahi
Semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan produk cat di
Indonesia membawa dampak semakin ketatnya persaingan pada industri ini. Dalam
situasi yang penuh persaingan seperti sekarang ini, perusahaan perlu mempunyai
keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki pesaing. Keunggulan kompetitif dapat dilakukan
dalam hal biaya produksi yang rendah, sehingga perusahaan dapat menjual produknya
dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Untuk itu,
perusahaan perlu memproduksi secara efisien dan didukung kesiapan dalam
memproduksi barang yang ditunjang oleh kapasitas dan fasilitas yang memadai. Salah
satu cara meningkatkan efisiensi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan
produksi agregat. Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul "Analisis Perencanaan Agregat dengan Meminimumkan Biaya Produksi
Cat di PT X, Cimahi."
Perencanaan agregat adalah suatu proses perencanaan untuk menentukan
jumlah dari output yang harus dihasilkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Secara garis besar terdapat empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat
perencanaan agregat, yaitu: Capacity options, Demand options, Pure strategies, dan Mix
strategies. Dasar analisis dalam perencanaan agregat adalah hasil ramalan permintaan
produk (forecast) dan target produksi perusahaan. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan dalam perencanaan agregat, salah satunya yaitu metode transportasi.
yang digunakan untuk mencari optimasi untuk memperoleh biaya yang minimum.
Penulis melakukan peramalan permintaan untuk periode Januari 2008-
Desember 2008 berdasarkan data permintaan periode Januari 2005 - Desember 2007
dengan menggunakan metode time series (dekomposisi aditif). Setelah itu dilakukan
perhitungan jumlah kapasitas produksi perusahaan dan mencari alternatif yang
memungkinkan dilakukan perusahaan untuk memenuhi ramalan permintaan. Alternatif
yang digunakan adalah melakukan produksi pada jam kerja normal, melakukan
tambahan produksi pada jam kerja lembur, menambahkan persediaan, dan melakukan
backorder. Setelah data permintaan, kapasitas serta biaya dari alternatif strategi yang
diusulkan terkumpul kemudian diolah dalam metode transportasi. Metode ini akan
memilih biaya produksi minimum untuk memenuhi ramalan permintaan. Setelah itu
didapatkan hasil perencanaan agregat untuk periode Januari- Desember 2008.
Dengan metode transportasi ini didapatkan total biaya produksi yang minimum
sebesar Rp 501,381,797.70. Sekalipun alternatif ini memiliki keunggulan dalam
meminimalkan biaya akan tetapi perlu diperhatikan tingkat kelelahan pegawai sangat
tinggi terutama pada saat permintaan akan barang tinggi. Perusahaan juga dapat
mempertimbangkan alternatif subkontrak di masa yang akan datang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1366 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CAH a/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain