Computer File
Mengukur kinerja saham LQ45 menggunakan single index model dan constant correlation model [Periode 2 januari 2006-17 desember 2007]
Investasi merupakan kegiatan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan
suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Semakin tingginya Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dan semakin besar jumlah emiten dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI) dari tahun ke tahun, menunjukkan tingginya minat investor
untuk berivestasi dalam pasar modal. Adapun instrumen BEI yang sang at dikenal
masyarakat, yaitu saham biasa (common stock). Tingginya resiko berinvestasi
dalam pasar modal, menjadikan portofolio sebagai alternatif investor dalam
berinvestasi. Dengan berinvestasi dalam suatu portofolio, investor dapat
mengurangi tingkat resiko yang ada, atau lebih dikenal dengan diversifikasi resiko.
Kelompok saham Iiquid45 (LQ45) merupakan kelompok saham
dengan likuiditas dan performa yang baik. Saham-saham dalam kelompok LQ45
akan menjadi kandidat portofolio dalam penelitian ini. Penyusunan portofolio dalam
penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu single index model (beta) yang
akan menjadi portofolio A dan constant correlation model (standar deviasi) yang
akan menjadi portofolio B. Setelah kedua portofolio terbentuk, dilakukan investasi
portofolio pada tahun 2007 yang kemudian kinerja kedua portofolio akan diukur
dengan pendekatan risk adjusted return (sharpe ratio, treynor ratio dan jensen's
alpha). Kemudian kedua portofolio diinvestasikan kembali pad a tahun 2006 untuk
melihat konsistensi dari kinerja kedua portofolio.
Dengan pengukuran risk adjusted return, pad a tahun 2007 portofolio
A memiliki sharpe ratio sebesar 0,204, treynor ratio sebesar -4,568%, dan jensen's
alpha sebesar 1,125%, sedangkan portofolio B memiliki sharpe ratio sebesar 0,134,
treynor ratio sebesar -3,354%, dan jensen's alpha sebesar 1,14%. Hasil pengukuran
menunjukkan sharpe ratio lebih besar pad a portofolio A, sedangkan treynor ratio
dan jensen's measure lebih besar pad a portofolio B. Maka investor yang hanya
ingin berinvestasi pad a satu portofolio saja, lebih baik menggunakan single index
model sebagai dasar penyusunan portofolio, dan bagi investor yang ingin
berinvestasi pada berbagai portofolio lebih baik menggunakan constant correlation
model sebagai dasar penyusunan portofolionya. Hasil pengukuran kinerja kedua
portofolio pada tahun 2007 dan tahun 2006 adalah konsisten, berarti kedua metode
penyusunan portofolio dapat digunakan sebagai dasar untuk membentuk portofolio
investasi di masa yang akan datang.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1481 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ ALI m/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain