Computer File
Analisis keterlambatan pembayaran dengan menggunakan pendekatan opportunity cost pada PT 'X'
PT "X" adalah suatu perusahaan manufacture yang memproduksi mesin sesuai dengan
spesifikasi dan permintaan dari pembeli. Dalam melakukan perkerjaannya, PT "X"
menetapkan sistem kontrak dengan pembeli. Dalam kontrak itu berisi spesifikasi mesin yang
akan dikerjakan, lamanya waktu perjanjian dan tahapan pembayaran sesuai dengan tingkat
penyelesaian dari mesin. Apabila tingkat penyelesaian mesin telah mencapai persentase
tertentu sesuai dengan kesepakatan, maka PT "X" akan mengirimkan tagihan kepada
pembeli. Apabila ketika tagihan dikirimkan tetapi tidak secara langsung dibayarkan oleh
pembeli maka akan menimbulkan piutang. Dengan adanya piutang tersebut maka akan
menimbulkan opportunity cost. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan analisis
keterlambatan pembayaran dengan menggunakan pendekatan opportunity cost pada PT "X".
Opportunity cost is the forgone benefit that could have been realized from
the best forgone alternative use of a resource. Opportunity cost dapat dicari dengan
menghitung pendapatan bunga yang seharusnya didapat oleh PT "X" apabila uangnya tidak
tertanam dalam piutang. Opportunity cost sangat tergantung dari lamanya waktu
keterlambatan dan jumlah uang yang tertanam dalam piutang. Lamanya waktu keterlambatan
dan jumlah uang yang tertanam dalam piutang untuk tiap-tiap pelanggan akan sangat
berbeda-beda.
Penulis melakukan pengelompokan pelanggan menjadi pelanggan lama pelanggan
baru dan pelanggan yang berlokasi di Bandung-pelanggan yang berlokasi di luar
Bandung untuk menghitung besarnya opportunity cost dari masing-masing kelompok
tersebut sekaligus untuk melihat adakah perbedaan lamanya keterlambatan dan jumlah uang
yang tertanam dalam piutang. Besarnya opportunity cost pelanggan lama sebesar Rp
11,196,807.40 dan pelanggan baru sebesar Rp 3,929,708.22 sedangkan opportunity cost
pelanggan yang berlokasi di Bandung sebesar 7,036,100.08 dan pelanggan yang berlokasi di
luar Bandung sebesar Rp 8,090,415.54. Pelanggan yang berlokasi di Bandung ataupun diluar
Bandung mempunyai rata-rata keterlambatan yang sama. Pelanggan baru mempunyai rata-rata
waktu keterlambatan yang lebih lama dibandingkan dengan pelanggan lama. Dilihat dari
jumlah uang yang tertanam dalam piutang, pelanggan yang berlokasi di luar Bandung
mempunyai jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan pelanggan yang berlokasi di
Bandung. Sedangkan pelanggan baru mempunyai jumlah uang yang lebih kecil
dibandingkan dengan pelanggan yang lebih lama. Meskipun demikian, menurut Independent
Sample t Test tidak ada perbedaan yang significant antara kedua pengelompokan tersebut
dilihat dari rata-rata lama keterlambatan dan jumlah uang yang tertanam dalam piutang.
Yang berarti PT "X" menerapkan kebijakan kontrak dan penagihan yang relative sama
kepada semua pelanggannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis memberi beberapa saran
kepada PT "X", yaitu dengan lebih memperhatikan pembuatan kontrak dan mempercepat
proses penagihan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1523 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ CIE a/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain