Computer File
Penggunaan analisis investasi dan break even point untuk membantu pembuatan keputusan relokasi balai pengobatan UNPAR
Universitas Katolik Parahyangan yang saat ini memiliki banyak karyawan menyadari
bahwa kesehatan merupakan sesliatu yang sangat penting. Karena karyawan yang sehat tentu saja
dapat mengoptimalkan kinelja dari karayawan tersebut yang juga memberikan dampak yang
positif bagi Unpar. selain itu universitas yang mempunyai semboyan "Bakuning Hyang Mrih
Guna Santyaya Bhakti" yang berarti berdasar Ketuhanan menuntut ilmu untuk dibaktikan pada
masyarakat. Universitas ingin meningkatkan pelayanan kesehatan bagi karyawan, mahasiswa,
dan masyarakat sekitar sebagai salah satu wujud kepedulian dan sebagai tanggung jawab
sosialnya.
Unpar saat ini telah memiliki sebuah balai pengobatan yang dikelola bersama dengan
RS Borromeus namun balai pcngobatan tersebut kurang laku. Tingkat kedatangan orang per hari
pada tahun 2007 hanya 1 hingga 2 orang per hari karena itu, universitas berupaya memperbaiki
kekurangan dari balai pengobatan yang ada saat ini. Lokasi Balai Pengobatan Unpar sekarang
berada di Lingkungan humaniora dekat lapangan parkir motor. Dalam rangka memperbaiki
kekurangan pada balai pengobatan tersebut, Unpar mempunyai pilihan untuk memindahkan
lokasi balai pengobatan atau tidak memindahkan lokasi balai pengobatan. selain itu, universitas
juga mendapatkan tawaran kerjasama dari Poliklinik arjuna dalam hal penyediaan obat-obatan,
dokter, dan tenaga perawal. Dalam penelitian ini diidentifikasikan tiga alternatif yaitu:
1. balai Pengobatan direlokasi dan bekerja sama dengan Poliklinik arjuna dalam
pengelolaannya.
2. Balai Pengobatan direlokasi dan pengelolaannya bekerja sama dengan Rumah Sakit
Borromeus namun dengan konsep yang baru.
3. Lokasi balai pengobatan tidak direlokasi dan tetap bekerja sama dengan Rumah Sakit
Borromeus (existing condition).
Dari hasil analisis diketahui bahwa alternatif 3 yaitu tidak memindahkan lokasi dan
tetap bekerja sama dengan RS Borromeus(existing condition) tidak layak untuk dipi lih karena
kondisi balai pengobatan yang ada saat ini sudah dirasakan tidak memadai lagi sehingga lokasi
dari balai pengobatan memang harus dipindahkan dan bila alternatif 1 dibandingkan dengan
alternatif 3 (existing condition) maka akan menghasilkan incremental operating income sebesar
Rp 83. 145.500,- dan bila alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3 (existing condition) akan
menghasilkan incremental operating income sebesar Rp 42.611.600,-. Baik dilihat dari alternatif
1 maupun alternatif 2 memiliki incremental operating income dengan hasil yang positif, hal ini
menanda kan bahwa kedua alternatif tersebut memang lebih baik dari alternatif 3. Dari
pertimbangan tersebut maka diputuskan bahwa alternatif 3 dieliminasi. Sehingga alternatif yang
yang tersisa adalah alternatif 1 dan 2.
bila melihat dari perhitungan Break Even Point maka alternatif 2 yang lebih baik
karena tingkat BEP yang harus dicapai lebih kecil yaitu sebesar 13 orang per hari. bila dilihat
dengan menggunakan metode penilaian, alternatif 1 dengan sistem kapitasi memberi kan hasil
yang lebih baik bila menggunakan pendekatan most likely. Dengan hasil Net Present Value
sebesar Rp 46.408.494, internal Rate of Return sebesar 49,23%, dan Payback Period selama 1
tahun 10 bulan 24 hari. Alternatif 1 dengan sistem proporsional memberikan hasil yang terbaik
bila menggunakan pendekatan optimistik, dengan hasil Net Present Value sebesar Rp
90.158.5 17, Payback Period selama 1 tahun 2 bulan 13 hari, dan internal Rate of Return sebesar
83,02%.
Menurut hasil perhitungan maka alternatif 1 merupakan alternatif yang paling baik
dipilih oleh Unpar. Namun bila memperhatikan aspek lainnya seperti marketing maka Unpar
lebih baik memilih alternatif 2 karena RS Borromeus sudah lebih dikenal oleh masyarakat dan
sehingga Balai Pengobatan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat bila Unpar bekerja sama
dengan RS Borromeus. Selain itu Unpar sudah cukup lama bekerja sama dengan RS Borromeus
sehingga tidak etis bila keputusan diambil hanya melihat dari sisi keuangan saja. Karena hasil
yang didapat antara alternatif 1 dan alternatif 2 tidak signifikan maka alternatif 2 yang sebaiknya dipilih oleh Unpar.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1554 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ JUL p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain