Computer File
Perbandungan kinerja portofolio saham per rendah dan per tinggi di Indonesia
Menurut berbagai penelitian, PER (Price Earning Ratio) saham dapat
digunakan untuk memprediksi return portofolio. Penggunaan historical PIE sebagai
indikator return masa yang akan datang sudah diketahui secara luas hampir setengah
abad, sejak Nicholson (1960). Berdasarkan hal ini, penulis tertarik untuk mengetahui
kinerja portofolio PER rendah dan PER tinggi saham-saham LQ45 di Bursa Efek
Indonesia selama periode tahun 2007. Oleh karena itu penulis menyusun tu lisan
ilmah dengan judul "Perbandingan Kinerja Portofolio Saham PER Rendah dan PER
Tinggi di Indonesia".
Objek penelitian dalam tulisan ilmiah ini adalah saham-saham di Bursa Efek
Indonesia, khususnya saham-saham index LQ45 periode Agustus 2006 sampai
dengan Januari 2007. Penulis membentuk dua portofolio (portofolio PER rendah dan
portofolio PER tinggi) untuk kemudian dibandingkan kinerjanya. Datam penyusunan
karya tulis ini, penulis menggunakan metode aplikatif, yaitu suatu metode yang
berusaha mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisa data, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan.
Setetah metakukan penelitian, penulis menemukan hal-hal sebagai berikut:
Datam portofotio I (Portofolio PER rendah) ada sembilan macam industri dan dua
putuh satu perusahaan. Industri yang paling dominan datam Portofotio I adalah
industri finansial (bank dan asuransi) dengan bobot 24% dan kemudian
pertambangan (batu bara dan metal) dengan bobot 19%. Sisanya memiliki bobot
yang hampir merata. Ada sembilan perusahaan yang berada di bawah rata-rata PER
dan sepuluh perusahaan di bawah median PER. Sedangkan dalam Portofolio JI
(Portofolio PER tinggi) ada detapan macam industri dengan bobot masing-masing
industri yang lebih merata dibandingkan Portofolio I. Industri yang paling dominan
datam Portofolio II adatah industri infrastruktur (bobot 24%), finansiat (bobot t4%),
dan konstruksi (bobot 14%). Sisanya memiliki bobot yang hampir merata. Ada empat
belas perusahaan di bawah rata-rata PER dan sepuluh perusahaan di bawah median
PER.
Portofolio I menghasilkan Daily Arithmetic Return sebesar 0,31 %; Daily
Geometric Return sebesar 0,29%; Holding Period Return (YoY) sebesar
103,05857 %; dan risiko (standar deviasi) sebesar 2,01 %. Sedangkan Portofotio II
menghasitkan Daily Arithmetic Return sebesar 0, 7%; Daily Geometric Return
sebesar 0,16%; Holding Period Return (YoY) sebesar 48,3084%; dan risiko (standar
deviasi) sebesar 1,57%. Dilihat dari perhitungan Sharpe Ratio, Portofolio I memiliki
Reward to Variability Ratio sebesar 0,14077 dan Portofolio II memiliki Reward to
Variability Ratio sebesar 0,09272. Semakin besar nilai Sharpe Ratio semakin baik
kinerja sebuah portofotio.
Pada akhirnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan,
portofotio PER rendah tebih unggul dibandingkan portofolio PER tinggi. Penulis
menyarankan agar investor membentuk portofolio mereka dengan saham-saham PER
rendah. Namun investor juga perlu menyesuaikan dengan preferensi mereka terhadap
risiko. Walaupun portofotio PER rendah memberikan imbat basil yang lebih besar,
namun portofolio PER rendah juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan
portofolio PER tinggi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1555 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ GUN p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain