Computer File
Perencanaan persediaan barang dagang semen untuk memenuhi permintaan pada Toko Besi Gajah Mulia, Pekalongan
Toko Besi Gajah Mulia (Toko BGM) merupakan toko besi di Pekalongan yang menjual barang-barang bahan bangunan, seperti semen, keramik, kaca, dan alat-alat listrik. Toko BGM selalu berusaha untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Tetapi dalam usahanya untuk memenuhi permintaan pelanggannya, Toko BGM mengalami beberapa kendala-kendala. Kendala yang menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh Toko BGM yaitu mengalami kelangkaan barang terutama semen. Kelangkaan semen tersebut disebabkan seringnya jumlah barang yang dikirim oleh pabrik, tidak sesuai (lebih sedikit) dibandingkan jumlah barang yang dipesan. Kelangkaan semen memuncak pada bulan Juni hingga bulan Agustus disebabkan karena pada bulan-bulan tersebut biasanya pabrik semen, yang memasok kebutuhan semen, mengadakan perawatan pada mesin-mesin produksi di pabrik. Kegiatan perawatan mesin tersebut mengakibatkan berkurangnya jumlah pengiriman semen oleh pabrik ke Toko BGM, sehingga persediaan di Toko BGM menjadi berkurang. Semen merupakan barang pokok yang paling sering dicari pelanggan. Tiap harinya terjual semen rata-rata lima puluh sak semen. Tetapi, pada bulan Juni hingga bulan Agustus penjualan kurang dari lima puluh sak semen dalam satu hari karena beberapa pelanggan lebih memilih tidak membeli apapun bila Toko BGM tidak mempunyai semen dalam jumlah yang mencukupi. Selain itu, sebagian besar pelanggan hanya mau membeli semen merk tiga roda saja. Distributor yang mengambil order pada Toko BGM hanya ada dua dan keduanya bersumber pada satu supplier tiga roda saja yang terletak di Palimanan. Pemilik Toko BGM mengharapkan bahwa pada bulan-bulan tersebut dapat tetap menyediakan semen bagi pelanggan-pelanggannya di samping kebutuhan lainnya sehingga para pelanggan tetap akan berbelanja di Toko BGM. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan stockout cost dan opportunity cost, dan diperoleh bahwa stockout cost memiliki nilai lebih besar daripada opportunity cost. Penulis menghitung opportunity cost berdasarkan alternatif-alternatif jumlah pembelian pada bulan-bulan sebelum bulan kelangkaan semen dan diperoleh bahwa pembelian pada bulan Mei menghasilkan nilai opportunity cost yang paling kecil. Selain itu, penulis juga menggunakan metode peramalan regresi, metode dekomposisi multiplikatif, dan metode dekomposisi aditif untuk menghitung jumlah permintaan semen di tahun yang akan datang. Dari hasil perhitungan, yang memiliki error terkecil adalah metode dekomposisi multiplikatif. Berdasarkan peramalan metode dekomposisi multiplikatif, diperoleh peramalan permintaan untuk bulan Juni, Juli, dan Agustus 2010 masing-masing sebesar lima DO. Penulis meramalkan jumlah kedatangan barang dagang semen pada pada bulan Juni, Juli, dan Agustus tahun 2010. Diperkirakan bahwa jumlah barang dagang semen yang akan datang pada bulan Juni 2010 adalah sebesar lima DO, dan jumlah barang dagang semen yang akan datang pada bulan Juli 2010 adalah sebesar tiga DO, sedangkan jumlah barang dagang semen yang akan datang pada bulan Agustus 2010 adalah sebesar empat DO. Dari hal tersebut diperoleh stockout cost sebesar Rp 25.440.000,- dan opportunity cost terkecil sebesar 3.199.400,-. Berdasarkan basil penelitian, penulis menyarankan bahwa untuk mengetahui jumlah permintaan yang akan datang, Toko BGM dapat melakukan peramalan dengan menggunakan metode dekomposisi multiplikatif dan memesan jumlah total kekurangan barang pada bulan Mei karena memiliki opportunity cost terkecil.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1605 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ DAM p/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain