Computer File
Hubungan antara gaya kepemimpinan dan tingkat motivasi kerja perawat rawat inap di Rumah Sakit Halmahera Siaga, Bandung
Objek penelitian adalah rumah sakit Halmahera siaga yang merupakan salah satu rumah sakit di kota bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan gaya kepemimpinan seorang kepala perawat kepada para perawat ruang inap yang ada, serta gaya kepemimpinan yang paling dominan yang dimiliki oleh kepala perawat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena berdasarkan kenyataan pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data adalah dengan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut diberikan bobot dengan skala likert, kemudian data tersebut diolah dengan secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif, pengolahan data menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman untuk mengukur kuat lemahnya hubungan dari kedua variabel tersebut. Dari hasil penelitian, didapat bahwa nilai dari koefisien korelasi Rank Spearman yang mengukur variabel kepemimpinan transaksional dengan motivasi kerja perawat adalah sebesar 0,397, yang berarti ada hubungan tapi sangat lemah. Sedangkan untuk korelasi Rank Spearman
yang mengukur variabel kepemimpinan transformasional dengan motivasi kerja perawat adalah
sebesar 0,921, yang berarti ada hubungan yang sangat kuat dlantara kedua varlabel tersebut.
Untuk melihat sejauh mana variabel lndependen berpengaruh terhadap variabel dependen,
penulis menggunakan koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi untuk variabel
kepemimpinan transaksional dengan motivasi kerja perawat adalah 15,76% menyatakan bahwa
15,76% perubahan variabel tingkat motivasi kerja perawat dapat dijelaskan oleh perubahan
pada variabel persepsi responden (perawat) terhadap kepemimpinan transaksional atasan,
sedangkan 84,24% lainnya dijelaskan oleh variabellain. Selanjutnya, nilai koefisien determinasi
untuk variabel kepemimpinan transformasional dengan kedisiplinan kerja karyawan adalah
84,62% yang berarti bahwa 84,62% perubahan variabel tingkat motivasi ke~a perawat dapat
dijelaskan oleh perubahan pada variabel persepsi responden (karyawan) terhadap
kepemimpinan transformasional atasan, sedangkan 15,16% lainnya dijelaskan oleh variabel
lain. Dari kesimpulan yang dapat ditarik, penulis memberikan saran agar kepala perawat lebih meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional terutama pada pengaruh idealis dan motivasi inspirasional. Sedangkan mengenai motivasi kerja perawat terutama pada elemen level of persistence agar kepala perawat memberikan rangsangan agar motivasi kerja para perawat dapat terjaga.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1768 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ JUN h/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain