Computer File
Peranan pengendalian kualitas dalam mengatasi penyebab kecacatan untuk meningkatkan produktivitas pada Home Industry Maestro Garment
Home Industry Maestro Garment merupakan sebuah industri rumah tangga yang bergerak di bidang garment. Produk yang dihasilkan adalah jaket dengan berbagai jenis (jaket kulit, kanvas, dan parasut) serta jas. Untuk memenuhi kebutuhan baban baku, Maestro Garment membelinya dari beberapa supplier yang telah menjadi rekanan selama belasan tahun.
Proses produksi dari Maestro Garment dimulai dengan memesan bahan baku ke supplier, lalu bahan baku tersebut disimpan di gudang untuk kemudian masuk ke meja produksi yaitu bagian cutting, sewing, lalu dilanjutkan ke proses washing & steaming, dan terakhir bagian packing. Ada 3 tahapan inspeksi yang dilakukan oleh Home Industry Maestro Garment, yaitu pemeriksaan terhadap bahan baku yang dilakukan di awal saat barang datang ke gudang, pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan setelah proses washing&steaming selesai, dan terakhir yaitu pemeriksaan pengiriman yang dilakukan di bagian packing sebelum barang dikirim ke konsumen. Dari ketiga inspeksi tersebut, dihasilkan berbagai tipe kecacatan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pemilik, inspeksi kedua yang melibatkan bagian cutting, sewing, dan washing & steaming menghasilkan tingkat kecacatan terbesar yaitu sebesar 70%, diikuti inspeksi 1 sebesar 20% dan inspeksi 3 sebesar 10%.
Penelitian ini mencari tipe-tipe kecacatan yang dihasilkan oleh inspeksi kedua yang menyumbang persentase kecacatan yang dominan. Adapun tipe kecacatan yang terjadi pada bagian cutting yaitu cacat bahan baku, ukuran hasil potongan pola berbeda, kain terpotong, dan hasil potong tidak rapi. Sedangkm1 untuk bagian sewing, tipe kecacatan ym1g te1jadi adalah jahitan tidak lurus dan hasil jahitan tidak rapi. Untuk bagian washing & steaming, kecacatan yang terjadi adalah produk mengkerut. Berdasarkan perhitungan penulis, rata-rata persentase kacacatan yang terjadi selama tahun 2010 untuk produk yang dihasilkan yaitu sebesar 4,4%.
Selanjutnya untuk mengetahui penyebab dari kecacatan-kecacatan tersebut, maka penulis melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan, lalu untuk mengkonfirmasinya dengan menyebar kuesioner kepada para pekerja yang terlibat langsung dalam ketiga proses produksi tersebut. Hasil wawancara dengan pemilik dan pekerja mengenai penyebab kecacatan produk di bagian cutting, sewing, dan washing & steaming menunjukkan hasil yang relatif sama. Pegawai secara umum setuju dengan pendapat pemilik, faktor manpower menjadi penyebab terbesar timbulnya kecacatan pada bagian-bagian tersebut.
Dengan adanya kecacatan yang terjadi selama tahun 2010, perusahaan mengalami selisih pendapatan akibat adanya produk cacat sebesar Rp. 153.370.000. Kemudian penulis melakukan perhitungan selisih antara produktivitas tanpa adanya cacat dengan produktivitas karena adanya produk cacat. Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa dengan menekan tingkat kecacatan produk, maka produktivitas perusahaan dapat meningkat sebesar 4,7% dari 2,12 menjadi 2,22.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp1972 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ IRI p/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain