Computer File
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk : studi kasus pada PT. Gunung Gede, Bandung
Pada saat ini perkembangan dunia usaha semakin meningkat, hal ini ditandai
dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Perusahaan-perusahaan banyak yang terancam gulung tikar karena tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat. Keadaan ini menuntut setiap perusahaan untuk mengelola kegiatan operasinya dengan lebih efektif dan efisien. Keputusan pihak manajemen dalam mengelola kegiatan usahanya akan sangat mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mengbadapi semua tantangan yang ada.Dalam industri manufaktur, kegiatan produksi merupakan salah satu bagian yang paling penting, karena dari kegiatan produksi tersebut akan dihasilkan produk-produk yang akan menjadi sumber pendapatan bagi perusahaan. Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkannya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pemeriksaan operasional yang dapat digunakan sebagai alat bantu manajemen untuk mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam perusahaan dan meneari alternatif-alternatif perbaikan yang diperlukan. Hasil dari pemeriksaan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis. Untuk memperoleh data primer, penulis melakukan penelitian langsung pada PT. Gunung Gede. Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan wawaneara dengan pihak manajemen mengenai permasalahan yang diteliti serta melakukan observasi dan pengamatan terhadap proses produksi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan atas literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Gunung Gede, penulis menemukan bahwa pada bulan Juni 2004 hingga bulan Mei 2005 dalam proses produksi terjadi tingkat kecacatan produk sebesar 4,22 % dari total hasil produksi, dengan hasil produk kualitas C adalah sebesar 14,78 % dari total produk cacat atau sebesar 0,62 % dari total hasil produksi. Perusahaan menetapkan standar tingkat kecacatan produk (kualitas B dan kualitas C ) yaitu sebesar 2 % dari total produksi, dengan batas maksimal produk kualitas C sebesar 7 % dari total produk cacat. Terjadi penyimpangan tingkat kecaeatan yang eukup besar terhadap standar yang ditetapkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan atas proses produksi, dapat diketahui
bahwa jenis kecacatan yang sering terjadi pada kain handuk adalah warna belang, benang lusi putus, benang pakan putus, kain handuk kotor, salah warna, jahitan miring dan merk kain handuk tidak terjahit. Kecacatan produk ini disebabkan oleh lima faktor yaitu faktor manusia (35
% dari total produk cacat), faktor mesin (27 % dari total produk cacat), faktor bahan baku (18 % dari total produk cacat), faktor metode (12 % dari total produk cacat), dan faktor lingkungan (8% dari total produk cacat). Dari keempat faktor diatas, faktor bahan baku merupakan faktor yang
tidak dapat dikendalikan perusahaan. Dengan demikian dapat terlihat bahwa sesungguhnya perusahaan dapat menekan tingkat keeaeatan produk dari seluruh total produksi sampai dengan 3,46 %.Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan beberapa saran. Saran-saran
perbaikan tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menekan produk cacat sehingga efisiensi dan efektivitas proses produksi dapat ditingkatkan serta mengurangi kerugian-kerugian yang diderita perusahaan akibat kecacatan produk, selain itu kepercayaan dan kepuasan konsumen atas produk yang dihasilkan perusahaan dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3754 | DIG - FE | Skripsi | AKUN NOV p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain