Computer File
Pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk : studi kasus pada perusahaan Bihbul Embroidery
Perkembangan Teknologi yang sangat pesat menyebabkan semakin
besarnya peluang usaha dalam bidang industri. Hal inilah yang menjadi pemicu semakin
ketatnya persaingan di dunia industri sehingga perusahaan dituntut untuk menghasilkan
produk-produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Perusahaan harus mampu
mengimbangi atau bahkan mengungguli pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan konsumen
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memperoleh laba
yang optimal.
Fungsi produksi merupakan bagian yang memegang peranan penting dalam
perusahaan manufaktur yaitu memproduksi barang untuk memenuhi permintaan konsumen.
Dalam proses produksi, terdapat kemungkinan dihasilkannya produk yang tidak sesuai
dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan atau disebut sebagai produk cacat. Tingkat
produk cacat harus ditekan seminimal mungkin karena sangat merugikan perusahaan.
Pemeriksaan operasional merupakan salah satu alat bantu untuk membari penilaian
terhadap fungsi produksi perusahaan serta memberikan rekomendasi tindakan-tindakan
perbaikan yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat produk cacat.
Penulis melakukan pemeriksaaan operasional pada perusahaan Bihbul
Embroidery yang merupakan perusahaan bordir yang berlokasi di bandung. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Data-data yang digunakan
sebagai sumber dalam pembahasan masalah adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari studi lapangan dengan cara kuesioner, wawancara, dan observasi.
Sedangkan data sekunder didapat dari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang sedang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, ditemukan bahwa tingkat
kecacatan produk rata-rata yang terjadi pada perusahaan Bihbul Embroidery selama periode
Januari - Desembar 2007 adalah sebesar 5,9% dari total produksi. Angka tersebut melebihi
standar produk cacal yang masih dapat diterima oleh perusahaan, yaitu 5%. Faktor-faktor
yang menjadi penyebab kecacatan produk adalah faktor manusia (ketidaktelitian dan
ketidakdisiplinan pekerja, penyetelan dan pengoperasian mesin tidak benar, kurang
keahlian, pengawasan tidak rutin), faktor mesin (jarum jam tumpul, minyak pelumas mesin
menempel pada kain), faktor metode (instruksi kurang terperinci, pengawasan tidak
memadai), dan faktor lingkungan (pabrik serta gudang kotor dan berantakan). Faktor
manusia yang menjadi faktor utama penyebab kecacatan produk, yaitu sebesar 75% dari
total kecacatan selama periode Januari - Desember 2007.
Untuk menekan tingkat kecacatan produk, penulis memberikan beberapa
saran perbaikan, diantaranya adalah memberikan pelatihan kepada para pekerja secara
berkala, memperketat pengawasan, membuat instruksi kerja tertulis yang terperinci disertai
dengan penjelasan yang cukup, menjaga kebarsihan dan kerapian pabrik dan gudang, dan
sebagainya. Saran-saran tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
mengurangi tingkat kecacatan produk sehingga perusahaan dapat melakukan proses
produksi dengan lebih efektif dan efisien.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3757 | DIG - FE | Skripsi | AKUN YUL p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain