Computer File
Pemeriksaan operasional atas pengelolaan persediaan bahan baku dalam usaha mencapai tingkat persediaan bahan baku yang optimal
Keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang kurang menentu dan persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahan-perusahan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan semakin ketatnya persaingan, perusahaan khususnya perusahaan manufaktur dituntut untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing. Oleh karena itu, maka pengelolaan persediaan bahan baku harus diperhatikan oleh perusahaan baik dalam hal perencanaan maupun pengendalian dalam rangka meneapai tingkat persediaan yang optimal. Pengelolaan persediaan bahan baku yang optimal adalah pengelolaan persediaan bahan baku yang dapat mendukung kelancaran proses produksi namun tidak mengakibatkan kelebihan biaya. Untuk dapat membantu manajemen dalam menentukan apakah perusahaan telah mengelola bahan bakunya secara optimal, dapat digunakan pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional dapat memberikan saran atau rekomendasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat persediaan yang optimal. Penulis melakukan penelitian langsung di PT X. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menyajikan dan menganalisa data seeara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui studi lapangan, yaitu dengan mengadakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur, yaitu
dengan membaea dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku yang dilakukan oleh
perusahaan belum optimal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.46 sampai Tabel 4.65. yang menunjukkan bahwa masih terdapat kelebihan dan kekurangan persediaan bahan baku yang cukup signifikan dari persediaan yang seharusnya tersedia. Hal ini sangat merugikan perusahaan. Kekurangan persediaan bahan baku dapat menghambat produksi perusahaan. Sedangkan kelebihan persediaan bahan baku mengakibatkan biaya penyimpanan perusahaan akan menjadi lebih besar dan akan timbul Opportunity cost karena perusahaan tidak dapat menanamkan dananya yang seharusnya dapat digunakan untuk investasi karena digunakan untuk terlalu banyak persediaan. Dengan kondisi tersebut, penulis mengajukan beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan untuk meneapai tingkat persediaan
yang optimal yaitu :
1. Bagian PPIC sebaiknya menggunakan level of service approach untuk menentukan
jumlah persediaan optimal yang sebaiknya dimiliki oleh perusahaan.
2. Dalam menetapkan besamya safety stock, sebaiknya bagian PPIC menggunakan level of service approach.
3. Reorder Point atau pemesanan kembali bahan baku perusahaan sebaiknya
memperhatikan besarnya penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belmn
datang dan persediaan minimum. Titik pemesanan kembali adalah hasil penjumlahan
besarnya penggunaan bahan-bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum diterima
dan besarnya persediaan minimum.
4. Sebaiknya perusahaan mengadakan perjanjian atau kontrak dengan pihak pembeli
(customer) bahwa jumlah barang yang diambil harus sesuai dengan jumlah yang dipesan
dalam sales order.
5. Personel bagian warehouse sebaiknya langsung mencatat penerimaan dan pengeluaran
bahan baku dalam kartu persediaan.
6. Sebaiknya perusahaan mengadakan penghitungan fisik ( stock opname ) atas persediaan bahan baku secara rutin.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3851 | DIG - FE | Skripsi | AKUN ANG p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain