Computer File
Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham sebelum dan sesudah pemecahan saham : studi kasus pada PT Unilever Indonesia, Tbk.
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hUtang ataupun modal sendiri. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan contohnya adalah saham, waran, obligasi, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk derivative seperti opsi (put atau call). Investasi dalam saham adalah salah satU bentuk yang paling menarik untuk investasi jangka panjang. Saham diminati karena harganya yang berfluktuasi sehingga dapat memperoleh keuntungan dari transaksi jual-beli (capital gain), juga
karena adanya dividen per saham yang dibagikan kepada investor. Oleh sebab itu para investor harus jeli mengenai pergerakan harga saham dan menggali informasi sccara terus-menerus agar transaksi jual-beli yang mereka lakukan tetap menguntungkan. Keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham, khususnya pada perusahaan yang go public, akan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham. Besarnya dividen yang dibagikan dikaitkan dengan keuntungan pada tahun buku yang bersangkutan dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan perusahaan dan kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha, tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen yang dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap harga saham. Penulis ingin mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham sebelum dan sesudah perusahaan melakukan pemecahan saham, dan apakah harga saham sebelum dan sesudah adanya pengumuman pembagian dividen memiliki perbedaan yang signifikan. SUmber data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal, Bursa Efek Jakarta dan internet, yang difokuskan pada PT Unilever Indonesia, Tbk. yang membagikan dividen tiga kali dalam setahun pada periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Analisis Regresi digunakan untuk melihat pengaruh keputusan besarnya kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan, dan Uji Paired Sample t-Test dilakukan untuk mengetahui apakah harga saham sebelum dan sesudah adanya pengumuman pembagian dividen memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil Analisis Regresi sebelum perusahaan melakukan stock split menunjukan bahwa sekitar 9%-50% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel dividen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar dividen seperti laba bersih, arus kas perusahaan, kebijakan manajemen ataupun faktor eksternal perusahaan seperti isu-iSu, persaingan usaha, peraturan pemerintah dan lain-lain. Hasil ini sesuai dengan teori event study. Sedangkan hasil Analisis Regresi setelah perusahaan melakukan stock split menunjukan bahwa pada saat pembagian dividen 88% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel dividen, sedangkan pada saat sebelum dan sesudah pembagian dividen, hanya 2,6% - 2,7% variabel harga saham yang dapat dijelaskan oleh variabel dividen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar dividen seperti laba bersih, arus kas perusahaan, kebijakan manajemen ataupun faktOr eksternal perusahaan seperti isu-isu, persaingan usaha, peraturan pemerintah dan lain-lain. Hasil Uji Paired Sample t-Test baik sebelum atau sesudah perusahaan melakukan stock split menunjukan bahwa harga saham sebelum dengan sesudah pembagian dividen tidak berbeda secara
signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena perubahan harga saham tidak ditentukan oleh variabel jumlah dividen saja, tetapi masih banyak variabel di luar jumlah dividen yang mempengaruhi perubahan harga saham.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3873 | DIG - FE | Skripsi | AKUN KUR p/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain