Computer File
Peranan activity-based costing dalam meningkatkan keakuratan perhitungan harga pokok produk dan analisis laba rugi produk : studi kasus pada PT Mulia Knitting Company Jakarta
Era globalisasi membuat kondisi perekonomian semakin kompetitif
yang mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk mcmperbaiki kinerja mereka.
Penulis memilih PT X yang berlokasi di Jakarta Barat sebagai objek penelitian. PT X
merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di industri tekstil. Dependent
variable yang dipiIih adalah harga pokok produksi. Sedangkan metode akumulasi
biaya produksi yang diterapkan dalam perhitungan harga pokok produksi, yaitu
metode yang digunakan oleh PT X dan penulis, dipilih sebagai independent
variables. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah metode yang digunakan oleh
PT X telah menghasilkan perhitungan harga pokok yang akurat dan apakah
sebaiknya perusahaan menggunakan metode lain.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitis, yailu
metode peneIitian yang bertujuan untuk meggambarkan keadaan perusahaan
berdasarkan fakta dengan cara mengumpulkan, mengolah, kemudian menganalisis
data yang ada. Data primer dan sekunder dikumpuIkan melalui wawancara,
observasi, maupun studi literatur.
Hasil peneJitian menunjukkan bahwa selama ini perusahaan masih
menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional yang menggunakan satu macam
tarif daiam membebankan biaya produksi tidak langsung ke pemikul biaya.
Akibatnya, terjadi undercosted dan overcosted pada komponen harga pokok produk.
Untuk membandingkan harga pokok produk yang dihitung dengan
dua metode berbeda, dipilih 2 buah sample produk untuk dihitung ulang harga
pokoknya; yaitu kain putih dan kain biru. Penghitungan ulang ini diawali dengan
pengkiasifikasian biaya-biaya, kemudian membebankan biaya Iangsung dan tidak
langsung pada pemikuI biuyu. Pcrbcdaan utama dari kedua metode lerdapal pada cam
pembebanan biaya produksi tidak langsung. Penulis menerapkan metode activity
based costing dalam pembebanan biaya produksi tidak langsung.
Penggunaan activity based costing memungkinkan perhitungan harga
pokok secara lebih akurat, karena volume-related cost dipisahkan dad nonvolume-related
cost. Kesalahan dalam pembebanan nonvolume-related cost inilah yang
biasanya tidak terdeteksi oleh perusahaan. Berikut ini adalah rangkuman jumlah
undercosted dan overcosted yang ditemukan pada perhitungan harga pokok ketiga
corak sample:
|Jenis Biaya | Menurut | Pembebanan Biaya ke Pelanggan (Rp)___|
|Produksi____| Perhitungan_|_____Kain Putih____| Kain Biru________|
|Harga pokok | PT X________| 6,491,653_________| 10,527,115_______|
|Produk______| ABC_________| 6,374,096_________| 10,625,346_______|
|__Selisih Biaya Bahan Baku____117,557______________-98,231_______|
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu PT X untuk
mengetahui kekurangan yang ada dalam perusahaan serta memperbaikinya. Metode
yang disarankan oleh penulis dapat menjadi masukan bagi PT X untuk makin
menyempurnakan sistem perhitungan harga pokok produknya di kemudian hari.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4306 | DIG - FE | Skripsi | AKUN LEO p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain