Computer File
Peranan job order costing system dengan activity-based costing dalam meningkatkan keakuratan perhitungan harga pokok produk : studi kasus pada PT X, Bandung
Persaingan menuntut setiap pengusaha untuk menonjolkan keunggulan dan
mengatasi kelemahan dalam bisnis mereka. Pada perusahaan manufaktur, khususnya tekstil,
terjadi persaingan harga yang cukup ketat. Komponen penting yang harus diamati dan
dikendalikan oleh perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan operasinya adalah
harga pokok produk. Pengetahuan mengenai cara perhitungan harga pokok yang tepat dan
akurat serta komponen-komponen yang berpengaruh terhadap pergerakan harga pokok ini
akan membantu pihak manajemen dalam membuat berbagai kebijakan.
penulis memilih PT X yang berlokasi di Bandung Barat sebagai objek
penelitian. PT X merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di industri tekstil.
Dependent variable yang dipilih adalah harga pokok produksi berdasarkan pesanan.
Sedangkan metode akumulasi biaya produksi yang diterapkan dalam perhitungan harga
pokok produksi, yaitu metode yang digunakan oleh PT X dan penulis, dipilih sebagai
independent variables. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah metode yang digunakan
oleh PT X telah menghasilkan perhitungan harga pokok yang akurat dan apakah sebaiknya
perusahaan menggunakan metode lain.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta
dengan cara mengumpulkan, mengolah, kemudian menganalisis data yang ada. Data primer
dan sekunder dikumpulkan melalui wawancara, observasi, maupun studi literatur.
Basil penelitian menunjukkan bahwa selama ini perusahaan belum
mengklasifikasikan biaya-biayanya secara tepat. Terdapat biaya produksi yang dimasukkan
dalam kelompok biaya nonproduksi, maupun sebaliknya. Ketidaktepatan dalam klasifikasi
biaya ini menyebabkan kurang akuratnya perhitungan harga pokok Selain itu, perusahaan
masih menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional yang menggunakan satu macam
tarif dalam mcmbcbankan biaya produksi tidak langsung ke pemikul biaya. Akibatnya,
terjadi undercosted dan overcosted pada komponen harga pokok produk.
Untuk membandingkan harga pokok produk yang dihitung dengan dua
metode berbeda, dipilih 3 buah sample produk untuk dihitung ulang harga pokoknya; yaitu
corak 748 BT, 232 BT, dan 639 BT. Penghitungan ulang ini diawali dengan
pengklasiJikasian biaya-biaya, kemudian membebankan biaya langsung dan tidak langsung
pada pemikul biaya. Perbedaan utama dari kedua metode terdapat pada cara pembebanan
biaya produksi tidak langsung. Penulis menerapkan metode job order costing yang
menggunakan activity cost pools dalam pembebanan biaya produksi tidak langsung.
Penggunaan activity cost pools memungkinkan perhitungan harga pokok
secara lebih akurat, karena volume-related cost dipisahkan dari nonvolume-related cost.
Kesalahan dalam pembebanan nonvolume-related cost inilah yang biasanya tidak terdeteksi
oleh perusahaan. Berikut ini adalah rangkuman jumlah undercosted dan overcosted yang
ditemukan pada perhitungan harga pokok ketiga corak sample;
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu PT X untuk mengetahui
kekurangan yang ada dalam perusahaan serta memperbaikinya. Metode yang disarankan oleh
penulis dapat menjadi masukan bagi PT X untuk makin menyempurnakan sistem
perhitungan harga pokok produknya di kemudian hari.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4327 | DIG - FE | Skripsi | AKUN KAM p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain