Computer File
Peranan analisis biaya kualitas dalam usaha meningkatkan laba perusahaan : studi kasus pada PT X
Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini mulai dirasakan dampaknya oleh
Indonesia. Daya beli masyarakat luar negeri yang mulai menurun menyebabkan hasil
produksi yang diekspor tidak dapat diserap seluruhnya oleh konsumen luar negeri.
Tingginya tingkat ketergantungan terhadap pasar ekspor yaitu sebesar 80% dari total
TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) nasional menyebabkan produsen mulai mengalihkan
pangsa pasarnya yang semula mengekspor barang ke luar negeri kini menjual barang ke
dalam negeri sehingga persaingan industri dalam negeri semakin ketat.
PT.X merupakan perusahaan knitting yang menghasilkan kain rajut untuk
kebutuhan industri garmen. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan lokal yang
harus memiliki keunggulan kompetitif agar dapat bersaing memperebutkan pangsa pasar
dalam negeri. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan pengendalian
kualitas. Pengendalian kualitas bertujuan agar proses produksi menghasilkan produk
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Biaya yang keluar sehubungan dengan
pengendalian kualitas disebut biaya kualitas.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis
yaitu dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menyajikan
data sehubungan dengan permasalahan yang diteliti sehingga dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas mengenai keadaan objek penelitian, dan pada akhirnya dapat
menarik suatu kesimpulan serta membuat rekomendasi yang diperlukan. Penulis
memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara, observasi
lapangan serta dokumentasi dari pihak terkait.
Dalam melakukan analisis biaya kualitas untuk meningkatkan laba
perusahaan, penulis mengidentifikasi apakah PT.X telah melakukan kegiatan
pengendalian kualitas, biaya apa saja yang terkait, apakah PT.X telah menggolongkan
biaya-biaya tersebut, serta bagaimana analisis biaya kualitas dapat meningkatkan laba
PT.X. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mendapati bahwa kegiatan pengendalian
kualitas yang dilakukan PT.X hanya terbatas pada kegiatan inspeksi barang jadi, dan
belum melakukan aktivitas untuk mencegah produk cacat. Selain itu, PT.X belum
menyadari pentingnya analisis biaya kualitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis
biaya kualitas pada PT.X ternyata terdapat ketimpangan pada komponen biaya kualitas,
yaitu proporsi pengeluaran biaya kegagalan internal (65.01%) jauh lebih besar daripada
biaya pencegahan (16.17%). Apabila PT.X telah melakukan analisis biaya kualitas,
seharusnya prevention cost mendapat alokasi biaya yang cukup tinggi karena prevention
cost akan mengurangi jumlah produk cacat. Penurunan jumlah produk cacat tentu akan
menurunkan biaya produksi. Karena itu melalui analisis biaya kualitas, penulis
menyarankan agar PT.X lebih memfokuskan pada aktivitas pencegahan produk cacat
agar biaya yang terjadi akibat adanya produk cacat dapat berkurang. Setelah melakukan
penelitian terhadap komponen biaya kualitas PT.X, Penulis memperkirakan bahwa PT.X
dapat menurunkan biaya kualitas sebesar 34.07% apabila PT.X melakukan tindakan
perbaikan kualitas. Diharapkan dengan penurunan biaya kualitas yang ada, maka biaya
produksi secara keseluruhan juga akan menurun sehingga dengan asumsi PT.X menjual
barang pada tingkat harga yang sama, turunnya total biaya produksi dan meningkatnya
jumlah barang berkualitas baik akan meningkatkan laba PT.X.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4391 | DIG - FE | Skripsi | AKUN MEL p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain