Computer File
Perbandingan penggunaan berbagai metode penyusutan ast yeyap dalam kaitannya dengan laba perusahaan : studi kasus pada PT Gopek Cipta Utama, Slawi
Setiap perusahaan pasti memiliki aset tetap yang berwujud maupun yang tidak
berwujud karena aset merupakan sarana bagi perusahaan didalam menjalankan kegiatan
operasional. Manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun
secara terus menerus, dan menyebabkan terjadi penyusutan. Penyusutan aset tetap
menimbuikan biaya penyusutan dan akan dimasukkan dalam perhitungan laba perusahaan.
Dengan penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berbeda, maka akan menghasilkan
laba perusahaan yang berbeda pula. Dengan penggunaan metode penyusutan aset tetap yang
tepat, laporan keuangan yang disusun perusahaan dapat mencerminkan kondisi perusahaan
yang sebenarnya dan iebih handal.
Penyusutan dibedakan menjadi dua, yaitu penyusutan secara fisik (physical
depreciation) dan penyusutan secara fungsi (fungsional depreciation). Penyusutan aset tetap
akan menimbulkan biaya yaitu biaya penyusutan aset tetap. Biaya ini termasuk dalam biaya
operasional perusahaan yang akan mengurangi laba perusahaan dalam laporan keuangan.
Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan perusahaan untuk menghitung beban
penyusutan aset tetap setiap periode akuntansi antara lain activity method (units of use
production), straigh line method, decreasing charge method, dan special depreciation
method. Perubahan metode penyusutan aset tetap yang digunakan oleh perusahaan dapat
mengakibatkan perbedaan antara laba menurut perusahaan dengan laba menurut perpajakan,
namun perbedaan ini bersifat temporer (temporary differences). Perbedaan temporer kena
pajak ini menimbulkan kewajiban pajak tangguhan (deiffered tax liabilities) atau aset pajak
tangguhan (differed tax assets).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis, yaitu sebuah metode penelitian yang memberikan sebuah gambaran sistematis,
faktual akurat dan jelas dari objek yang diteliti dengan tujuan menyajikan data dan pada
akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka didapat
data antara lain selisih beban penyusutan aset tetap antara metode garis lurus dan double
declining balance method adalah Rp 29.362.723,08 dan selisih laba bersihnya adalah Rp
20.553.906,15. Sedangkan selisih beban penyusutan aset tetap antara metode garis lurus dan
sum-of-the-years '-digits method adaiah Rp 85.948.206,37 dan selisih laba bersihnya adalah
Rp 60.163.744,45. Selisih beban penyusutan aset tetap antara double declining balance
method dan sum-of-the-years '-digits method adaiah Rp 56.585.483,29 dan selisih laba
bersihnya adalah Rp 39.609.838,30. Dari hasil pengujian statistik, maka didapat kesimpulan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada laba perusahaan antara penyusutan aset
tetap dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun
(declining balance method), dan metode jumlah angka tahun (sum-of-the-year's-digit
method) . Saran yang diberikan kepada PT Gopek Cipta Utama adalah sebaliknya
perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo menurun (double declining
balance method), karena metode tersebut sesuai dengan prinsip matching.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4447 | DIG - FE | Skripsi | AKUN APR p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain