Computer File
Peranan pengendalian kualitas melalui analisis biaya kualitas dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi PT X
Dunia saat ini sedang berada dalam era globalisasi, akibatnya
persaingan antarperusahaan dalam suatu industri menjadi semakin ketat. Mereka
bukan hanya bersaing dengan pesaing-pesaing lokal, tetapi juga dengan pesaing pesaing
dari luar negeri. lndustri garmen pun turut merasakan dampak persaingan
yang semakin ketat. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dalam menghadapi
persaingan, perusahaan dalam suatu industri dituntut untuk menghasilkan produk
yang berkualitas karena kualitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pelanggan dalam memilih produk yang akan dibelinya.
Skripsi ini membabas hubungan antara analisis biaya kualitas yang
merupakan bagian dari aktivitas pengendalian kualitas dengan biaya produksi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif analitis, yaitu suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, dan
menganalisis data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat
memberikan gambaran dengan jelas mengenai objek yang diteliti serta kemudian
dapat menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan memberikan
rekomendasi yang diperlukan. Objek penelitian adalah PT. X, sebuah perusahaan
yang bergerak di industri garmen. Produk-produk PT. X dijual di pasar dalam negeri
dan juga diekspor.
Pada PT. X, terdapat beberapa aktivitas pengendalian kualitas, yaitu
penelitian dan pengembangan, inspeksi, pengawasan oleh supervisor, sistem
produksi terkomputerisasi, program pelatihan, serta sistem manajemen mutu. Selama
ini, PT. X belum melakukan analisis atas biaya kualitas yang timbul. Berdasarkan
basil penelitian dan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa proporsi biaya kualitas
perusahaan untuk bulan Agustus 2008 adalah internal failure costs sebesar 44.41 %,
appraisal costs 33.68%, prevention costs 15.53%, dan external failure costs 6.38%.
Komponen terbesar dari internal failure costs adalah biaya rework (biaya pengerjaan
kembali produk yang cacat), yakni sebesar 34.85%. Hal ini terjadi karena persentase
produk cacat yang terdapat di perusahaan untuk bulan Agustus 2008 adalah sebesar
3.04%, melebihi target mutu yang ditentukan perusahaan, yaitu sebesar 2%.
Perusahaan sebaiknya melakukan analisis atas biaya kualitas
sehingga dapat diperoleh informasi mengenai berapa besarnya masing-masing
komponen biaya kualitas serta distribusinya. lnformasi mengenai biaya kualitas
tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi pihak manajemen perusahaan untuk
mengambil keputusan dalam mengurangi biaya kualitas, dalam hal ini adalah
keputusan mengenai tindakan perbaikan yang perlu untuk dilakukan, terutama
tindakan perbaikan yang bersifat pencegahan. Tindakan perbaikan ini selain dapat
mengurangi biaya kualitas juga dapat meningkatkan kualitas produk perusahaan.
Perbaikan kualitas sebagai akibat dari pengendalian kualitas akan menyebabkan
pengurangan biaya kualitas secara keseluruhan dan peningkatan efisiensi biaya
produksi. Sejalan dengan melakukan analisis biaya kualitas, perusahaan juga dapat
menggunakan beberapa teknik pengendalian kualitas, seperti diagram Pareto dan
sebab akibat. Dengan menggunakan teknik ini, perusahaan dapat mengetahui jenis
kecacatan produk yang paling sering terjadi serta penyebabnya, sehingga perusahaan
dapat menentukan prioritas tindakan perbaikan yang diperlukan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4452 | DIG - FE | Skripsi | AKUN LIM p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain