Computer File
Pemeriksaan operasional terhadap pengelolaan persediaan barang dagang dalam usaha mengatasi perbedaan antara jumlah pencatatan dan jumlah fisik persediaan pada Swalayan X di Bogor
Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, maka semakin kompetitif
persaingan yang harus dihadapi. Demikian halnya dengan industri retail yang
semakin ketat persaingannya. Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam
industri retail, sebab persediaan merupakan salah satu asset perusahaan yang
memiliki nilai relatif besar, hasil penjualannya akan menjadi pendapatan utama
perusahaan, dan rentan terhadap kerusakan, kehilangan, serta keusangan.
Pengelolaan persediaan yang tidak baik dapat menimbulkan kerugian finansial bagi
perusahaan, salah satunya yaitu terjadinya perbedaan antara jumlah persediaan secara
fisik dengan jumlah persediaan berdasarkan pencatatan. Hal ini dapat menyesatkan
dan memberikan informasi yang salah kepada manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan operasional yang
hasilnya berupa saran dan rekomendasi untuk mencapai kecocokan.
Penulis melakukan penelitian pada Swalayan X di Bogor dengan
menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Data primer diperoleh melalui
wawancara, observasi dan kuesioner analisis. Sedangkan data sekunder diperoleh
dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang relevan dengan masalah yang
diteliti. Penulis melakukan analisis terhadap prosedur pengelolaan persediaan seperti
prosedur permintaan pembelian, prosedur pembelian, prosedur penerimaan, prosedur
penyimpanan, prosedur pengeluaran persediaan dari gudang, prosedur penjualan,
prosedur retur barang, dan prosedur perhitungan fisik. Selain itu dilakukan observasi
terhadap fasilitas fisik. Penulis menganalisa temuan dan kemungkinan yang
menyebabkan perbedaan jumlah persediaan secara fisik dengan jumlah persediaan
berdasarkan pencatatan.
Penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan persediaan barang dagang
pada Swalayan X masih belum memadai. Tidak adanya pemisahan fungsi recording,
authorize, dan custody untuk pengelolaan persediaan yang sebagian besar dilakukan
oleh bagian gudang serta kurangnya beberapa dokumen penting. Perbedaan jumlah
persediaan menurut hasil perhitungan fisik dan pencatatan sistem persediaan
disebabkan empat faktor penting, yaitu kesalahan pencatatan, kesalahan perhitungan
fisik, kecerobohan, dan kehilangan persediaan yang dikarenakan pencurian.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang diperoleh penulis, maka penulis
memberikan saran untuk membuat dokumen-dokumen tambahan seperti dokumen
permintaan barang, kartu stok barang, dokumen pengeluaran barang, dan dokumen
untuk mencatat retur barang kepada pemasok. Swalayan disarankan untuk membuat
bagian baru yaitu internal auditor dan bagian penerimaan. Selain itu juga disarankan
untuk setiap retur barang harus dikurangi pada sistem persediaan, semua dokumen
dipranomori, pembatasan akses ke gudang, adanya toleransi batas maksimal
terjadinya kesalahan, serta pembuatan bon pesanan pembelian dilakukan secara
komputerisasi. Semoga saran yang diberikan dapat membantu perusahaan agar dapat
beroperasi lebih baik dalam pengelolaan persediaan sehingga tercapainya kecocokan
jumlah persediaan menurut hasil perhitungan fisik dan pencatatan sistem persediaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4642 | DIG - FE | Skripsi | AKUN WIR p/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain