Computer File
Peranan job order costing dengan menggunakan multiple overhead cost pools dalam penetapan harga pokok produk guna meningkatkan keakuratan perhitungan laba per pesanan : Studi kasus pada PT INTI, Bandung
Saat ini banyak perusahaan dihadapkan pada situasi di mana setiap
perusahaannya harus mampu bersaing satu sama lain. Apalagi akibat adanya persaingan
global dan adanya perdagangan bebas yang baru saja diberlakukan di negeri ini, membuat
para perusahaan harus lebih meningkatkan kemampuan dan kualitas mereka, agar dapat
bertahan di tengah persaingan yang sulit ini. Kondisi tersebut juga dirasakan oleh industri-industri
yang ada di Indonesia, terutama pada industri telekomunikasi. Dalam penelitian ini,
penulis ingin mengetahui bagaimana peranan Job Order Costing dengan menggunakan
Multiple Overhead Cost Pools dalam menghitung harga pokok produk guna meningkatkan
keakuratan laba per pesanan pada PT INTI.
Salah satu perusahaan yang ikut aktif dalam industri telekomunikasi
khususnya dalam penyedia layanan jaringan telekomunikasi adalah PT INTI. PT INTI adalah
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang selama dua tahun
terakhir menangani solusi dan layanan jaringan tetap maupun seluler serta mengembangkan
produk-produk. PT INTI juga mengalami dampak dari persaingan di industri telekomunikasi
ini. Karena konsumen dari PT INTI adalah operator telekomunikasi di Indonesia yang
sedang berada dalam persaingan untuk mendapatkan market share yang lebih besar dari yang
lain dengan low cost strategy, membuat PT INTI pun berada dalam tekanan untuk mampu
menyediakan produk dengan harga yang memadai. Karena tuntutan dari para konsumennya
tersebut, PT INTI harus memiliki suatu sistem biaya yang akurat agar perhitungan harga
pokok produk menjadi lebih akurat, sehingga dari segi harga jual sesuai dengan yang
diharapkan konsumennya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitis, yaitu metode yang menggambarkan keadaan secara fakta dengan
cara mengolah dan menganalisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah metode wawancara dan dokumentasi.
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, didapatkan bahwa PT INTI telah
menggunakan Job Order Costing dalam perhitungan biaya proyeknya. Tapi perusahaan
masih menghitung laba per proyeknya pada akhir periode. Dalam pengalokasian biaya
produksi tidak langsungnya, PT INTI masih menggunakan single cost pool, yaitu jam tenaga
kerja langsung. Hal tersebut membuat adanya proyek yang undercosting dan overcasting.
Proyek CME dan Tower mengalami overcasting, sedangkan Proyek Rectifier mengalami
undercosting. Perhitungan harga pokok proyek yang tidak akurat tersebut berpengaruh pada
penetapan harga jual dan perhitungan laba. Jika terus berlanjut maka perusahaan akan
mengalami kerugian dan konsumen menjadi tidak puas.
Oleh sebab itu, penulis menyarankan penggunaan normal costing dalam
perhitungan harga pokok proyeknya agar perusahaan dapat menghitung laba per proyeknya
segera setelah proyek selesai dibuat. PT INTI juga disarankan untuk menggunakan multiple
overhead cost pools dalam pengalokasian biaya produksi tidak langsungnya ke proyek. Dan
penulis juga menyarankan perusahaan untuk mengklasifikasikan ulang biaya operasinya
(biaya produksi), karena hal tersebut juga berpengaruh dalam perhitungan harga pokok
proyeknya. Untuk proyek yang telah mengalami undercosted, perusahaan dapat menaikkan
harga jual dari proyek di kemudian hari, atau jika tidak memungkinkan untuk menaikkan
harga jual, perusahaan dapat melakukan efisiensi. Untuk proyek yang mengalami overcosted,
perusahaan dapat menurunkan harga jual, namun jika tidak memungkinkan perusahaan dapat
mempertahankan harga jual dengan kualitas yang diberikan menjadi lebih baik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4747 | DIG - FE | Skripsi | AKUN KRI p/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain