Computer File
Akumulasi biaya dengan menggunakan sistem job order costing untuk menentukan tarif pengerjaan produk pesanan pada usaha konfeksi MD
Biaya-biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan perlu diakumulasikan berdasarkan karakteristik perusahaan karena akan memengaruhi perhitungan harga pokok dan harga jual produk. Perhitungan harga pokok dan harga jual harus akurat agar tidak merugikan perusahaan.
Dasar perhitungan harga jual adalah harga pokok produk. Harga pokok produk dipengaruhi oleh biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan produk. Job order costing merupakan metode pengakumulasian biaya yang dilakukan pada perusahaan yang memiliki karakteristik, antara lain: produk yang dihasilkan bervariasi sesuai dengan permintaan pelanggan, proses produksi terjadi secara intermitten, setiap pesanan membutuhkan sumber daya yang berbeda. Dengan karakteristik ini maka biaya produksi yang timbul diakumulasikan berdasarkan setiap pesanan.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analisis. Penulis memilih Usaha Konfeksi MD sebagai subjek penelitian. Usaha Konfeksi MD merupakan perusahaan yang menerima jasa penjahitan pakaian olahraga berdasarkan pesanan pelanggan. Penulis menggunakan dua variabel, yaitu tarif pengerjaan (harga jual) produk pesanan sebagai variabel dependen dan akumulasi biaya dengan job order costing sebagai variabel independen. Penelitian dilakukan untuk menganalisis apakah perusahaan telah menentukan tarif pengerjaan produk pesanan dengan akurat atau pengakumulasian biaya dengan job order costing dapat diterapkan pada perusahaan agar tarif pengerjaan lebih akurat.
Penulis mengambil empat jenis pesanan berbeda sebagai sample. Usaha Konfeksi MD tidak menghitung harga pokok dan harga jual, tetapi hanya menghitung biaya pengerjaan yang ditambah dengan keuntungan untuk kemudian ditagihkan kepada pemesan sebagai tarif pengerjaan. Perusahaan telah menghitung biaya dan tarif pengerjaan untuk setiap pesanan tetapi belum menerapkan job order costing sehingga perhitungan biaya menjadi tidak akurat. Ketidakakuratan terjadi karena biaya gaji bagian umum dibebankan ke pesanan berdasarkan jumlah output, seharusnya dibebankan berdasarkan lamanya pengerjaan untuk setiap pesanan. Biaya overhead dibebankan dengan menggunakan tarif yang ditetapkan secara arbitrary, seharusnya dibebankan dengan menggunakan dasar alokasi yang menunjukkan bubungan sebab akibat. Perusahaan juga belum melakukan pembulatan secara konsisten terhadap basil perhitungan tarif pengerjaan. Setelah penulis menggunakan job order costing untuk menghitung biaya pengerjaan dan tarif pengerjaan berdasarkan data dari perusahaan, diperoleh hasil bahwa selama ini biaya pengerjaan undercosted sehingga tarif pengerjaan underpriced. Oleh karena itu, penulis menyarankan Usaha Konfeksi MD untuk menggunakan job order costing dalam mengakumulasikan biaya pengerjaan untuk menentukan tarif pengerjaan produk pesanan dengan lebih akurat. Penulis juga menyarankan agar hasil perhitungan tarif pengerjaan selalu dibulatkan ke atas.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp4858 | DIG - FE | Skripsi | AKUN MAR a/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain