Computer File
Invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 dipandang dari perspektif rasionalisme
Tragedi WTC yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 telah memicu terjadinya konflik antara Amerika Serikat dan Irak. Menara kembar WTC, Gedung Pentagon hancur berkeping-keping akibat ulah para teroris. Ribuan jiwa melayang dan tak terhitung lagi berapa jumlah kerugian yang ditimbulkan.
Konflik bermula ketika Amerika Serikat mengklaim Irak sebagai negara yang berhubungan dengan para teroris tersebut. Irak diduga memiliki keterkaitan dan hubungan dengan para teroris, mendukung gerakan para teroris, memberikan bantuan berupa dana dan pelatihan serta menyembunyikan para teroris serta
mensuplai senjata bagi para teroris tersebut, terutama senjata pemusnah massal. Konflik mulai memanas ketika Amerika Serikat melibatkan PBB untuk memeriksa dan menghancurkan seluruh senjata pemusnah massal yang dimiliki
oleh Irak melalui Resolusi DK PBB no. 1441. Konflik memuncak ketika Irak dianggap tidak mematuhi Resolusi tersebut untuk menghancurkan seluruh senjata pemusnah massal yang dimilikinya dan berujung pada terjadinya invasi Amerika
Serikat ke Irak setelah Presiden Amerika Serikat, George W. Bush memberikan ultimatum kepada Saddam Hussein, pemimpin tertinggi Irak pada saat itu untuk meninggalkan Irak dalam batas waktu 48 jam, dimana ultimatum tersebut juga
tidak diindahkan sama sekali oleh Saddam Hussein.
Kasus ini dapat dilihat dan dianalisa menggunakan berbagai macam pendekatan. Pada kesempatan kali ini, penulis menganalisa kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan Rasionalisme. Inti dari pemikiran Rasionalisme adalah bahwa segala sesuatu harus didasarkan pada rasio, sehingga ketika terjadi konflik, penyelesaian yang dianggap paling rasional adalah melalui konsensus yang disepakati bersama.
Hasil dari penggunaan perspektif Rasionalisme terhadap invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 adalah bahwa invasi tersebut tidak rasional, karena tidak diselesaikan melalui konsensus dan alasan-alasan yang digunakan Amerika Serikat untuk menginvasi Irak pun tidak masuk akal. Selain itu, Rasionalisme tidak menyetujui adanya keterlibatan PBB dalam kasus ini, karena keterlibatan PBB tersebut merupakan analogi domestik yang menyeragamkan moral fundamental dan bagi Rasionalisme, hal tersebut merupakan suatu penindasan. Hubungan yang terdapat dalam kasus ini juga hanya sebatas sistem yang mempengaruhi unit, dimana PBB bertindak sebagai sistem yang mempengaruhi Irak sebagai unit, sedangkan dari unitnya sendiri tidak mempengaruhi sistem. Padahal menurut Rasionalisme, seharusnya hubungan antara sistem dan unit tersebut adalah saling mempengaruhi, sehingga hal tersebut
tidak sesuai dengan Rasionalisme.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp12982 | DIG - FISIP | Skripsi | HI WIL i/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain