Computer File
Peranan international federation of red cross and red crescent societies (IFRC) sebagai organisasi payung palang merah indonesia (PMI) dalam operasi kemanusiaan tsunami 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darusallam sampai tahun 2006
Gempa bumi yang mengguncang di dasar Samudra Hindia pada 26 Desember 2004
dan diikuti gelombang tsunami menyapu pesisir 11 negara diakui sebagai gempa
yang paling dahsyat di abad 2 1. Titik gempa berada di perairan Nanggroe Aceh
Darussallam sehingga daerah ini menjadi yang paling parah di antara daerah lainnya.
Kerusakan dan dampak yang sangat besar membuat pemerintah Indonesia membuka
pintu operasi pemulihan kemanusiaannya bagi aktor-aktor kemanusiaan baik nasional
maupun internasional termasuk organisasi nonprofit. Salah satu organisasi nonprofit
di bidang kemanusiaan yang paling besar dari jumlah anggota dan terlibat penuh ialah
Federasi Palang Merah dan Bulan Sabil Merah Internasional (IFRC). IFRC sendiri
memiliki fungsi utama sebagai payung dari anggota seperti Palang Merah Indonesia
(PMI) yang menjadi rekan utama pemerintah Indonesia dalam menangani isu
kemanusiaan dan kesehatan. Kerusakan dan kehancuran yang begitu besar di NAO
membuat pemerintah membagi tahap manajemen bencana ke dalam lahap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi dengan fokus dan tantangan masing-masing. IFRC dan
PMI dengan mandat dan program kemanusiaannya mengambil peranan dalam tahap-tahap tersebut.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13336 | DIG - FISIP | Skripsi | HI PRI p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain