Computer File
Implementasi strategi TNI angkatan laut dalam manajemen keamanan perbatasan pulau terdepan Indonesia Studi Kasus : Pulau Nipa (Tahun 2002 - Juli 2009)
Geografi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah
sangat luas tentunya mendatangkan ancaman di berbagai aspek. Singapura adalah
salah satu dari sepuluh negara yang berbatasan dengan Indonesia dan memiliki
potensi ancaman serius bila tidak diantisipasi. Pulau Nipa sebagai pulau terdepan
yang menjadi base-point batas wilayah Indonesia. Wilayah laut pulau Nipa
berbatasan langsung dengan wilayah laut Singapura, dan pulau Nipa adalah satu
dari 12 pulau yang sedang menjadi fokus utama TNI-AL. Oleh karenanya,
penelitian ini akan mendeskripsikan implementasi strategi TNI Angkatan Laut
dalam manajemen keamanan perbatasan pulau terdepan Indonesia : studi
kasus pnlau Nipa (Tabun 2002-Juli 2009)
Keberadaan pulau Nipa sebagai salah satu pulau yang sedang mendapat
perhatian tentu tidak terlepas dari nilai geopolitik yang dimilikinya. Pulau Nipa
adalah sebuah pulau yang kini diduduki oleh TNI-AL beserta segala fasilitasnya.
Kartena Jejak geografisnya di Selat Malaka membuatnya mempunyai nilai strategis
khusus bagi luas wilayah Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-analisis. Analisa yang
digunakan adalah analisa kualitatif, menekankan pada proses penyimpulkan
deduktif dan induktif, serta hubungan antar fenomena yang diamati dengan
mengutamakan logika ilmiah. Data yang digunakan adalah data primer dan
sekunder dari literatur serta wawancara yang dilakukan.
TNI-AL telah melakukan implementasi strategi dalam menjaga keamanan
pulau Nipa yang bisa dikelompokkan ke dalam dua pendekatan komponen
pertahanan. Teori Barry Buzan digunakan dalam penelitian ini. Terdapat beberapa
hal yang terkait dalam level of analysis yang diutarakan Buzan, yaitu; dimensi
ekonomi, dimensi sosial, dimensi politik, dimensi lingkungan, dan tentunya yang
utama dalam penelitian ini adalah dimensi militer. Dalam membentuk sebuah
kekuatan laut, seperti yang diutarakan oleh Geoffrey Till dalam bukunya yang
berjudul Maritime Strategy And The Nuclear Age, terdapat beberapa sumber yang
membentuk kekuatan laut, antara lain; komunitas maritim, sumber daya,
kebijakan pemerintah, dan geografis, dimana ke empat sumber tersebut akhirnya
menjadi elemen kekuatan laut yang terdiri dari; armada niaga, pangkalan dan
galangan, dan instrumen tempur laut. Melalui unsur dan elemen tersebut,
terbentuklah sebuah kekuatan laut.
Dalam pendekatan militer, TNI-AL melalui Lanai kota Batam
mengamankan pulau Nipa dengan patroli dan penempatan satgas marinir. TNI-AL
juga menjalin kerjasama berupa patroli bersama dengan Singapura· dan Malaysia
di sekitar perairan Nipa. Sedangkan dalam pcndckatan nir-militer, TNI-AL
bersama pemerintah Indonesia telah membangun sebuah menara suar, pos marinir,
pos TNI-AL, dermaga, tugu triangulasi, monumen, sarana pemecah ombak, dan
pembangunan serta pemberdayaan masyarakat dalam aspek sosial budaya untuk
mengembangkan pulau tersebut. Strategi nir-militer terakhir adalah upaya
diplomasi, upaya yang dilakukan pemerintah dan TNl-AL masih terbatas pada
kerjasama pertahanan dan perjanjian kesepakatan hanya untuk perbatasan wilayah
bagian barat pulau Nipa (titik no. 1 sepanjang ± 18 Nm).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13390 | DIG - FISIP | Skripsi | HI ADI i/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain