Computer File
Strategi dan kebijakan ASEAN dalam menghadapi pertumbuhan perekonomian China dalam periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2007
Skripsi ini berusaha membahas strategi dan kebijakan apa saja yang
dilakukan oleh ASEAN dalam menghadapi pertumbuhan perekonomian China
khususnya dalam bidang invetasi dan perdagangan. Terutama karena adanya
pandangan yang bersifat mendua kepada China, di mana di satu sisi China
dipandang sebagai ancaman, namun di sisi lain sebagai peluang, sehingga untuk
menghadapi situasi ini diperlukan strategi dan kebijakan yang berbeda pula.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk menjawab perumusan masalah
"Bagaimanakah Strategi dan Kebijakan ASEAN dalam Upaya Menghadapi
Pertumbuhan Eko11omi China, terutama dalam Biela11g Investasi dan
Perdagangan." Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, di mana
dipaparkan informasi yang didapat dari fakta-fakta yang didapat dari pencarian
dan penelitian kemudian dijelaskan dengan teori-teori yang digunakan.
Sebagai sebuah organisasi regional, ASEAN selalu berupaya untuk
memenuhi kepentingan dan keinginan para negara anggotanya, baik dalam bidang
ekonomi, sosial atau pun keamanan. Namun seiring perjalanan ASEAN untuk
memenuhi hal tersebut, ASEAN menemui berbagai tantangan dan peluang, yang
pada akhirnya menjadikan ASEAN sebagai sebuah organisasi regional yang lebih
baik dan mampu memenuhi harapan yang dimiliki oleh negara-negara
anggotanya. Demikian pula dalam menghadapi China. Semenjak reformasi
ekonomi pada tahun 1980an, perekonomian China secara perlahan mengalami
pertumbuhan yang cukup mengejutkan. Pertumbuhan ekonomi China yang pesat
ini lalu membuat banyak negara di dunia merasa khawatir, apakah China akan
menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru yang dapat mengancam perekonomian
negara-negara lain.
Hal inilah yang membuat ASEAN perlu menerapkan strategi dan
kebijakan yang berbeda pula dalam menghadapi China. Di mana di satu sisi
ASEAN menganggap China sebagai tantangan sehingga perlu strategi khusus
untuk menghadapinya. Namun juga sebagai peluang, di mana diperlukan strategi
yang berbeda pula agar dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang tersebut.
Dengan latar belakang masalah seperti ini, peneliti menggunakan teori
Pluralisme sebagai dasar pemikiran, karena ASEAN dianggap sebagai sebuah
aktor independen yang berusaha memenuhi kepentingan anggotanya. Dan neoliberal
inslitutionalism, digunakan untuk menjelaskan pola perilaku ASEAN
dalam berhubungan dengan China.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13431 | DIG - FISIP | Skripsi | HI TAN s/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain