Computer File
Proliferasi senjata ringan dan kaliber kecil sebagai ancaman terhadap keamanan manusia di Indonesia dan Myanmar
Menurut United Nations Conference on the Illicit Traffic in Small Arms
and Light Weapons in All Its Aspects dan Amnesti Internasional, salah satu
ancaman terhadap keamanan manusia di Asia Tenggara muncul dari proliferasi
senjata ringan dan kaliber kecil atau small arms and light weapons (SAL W) yang
tidak terkontrol. Negara-negara yang memiliki ancaman keamanan manusia dari
proliferasi SALW yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain di
kawasan ini adalah Indonesia dan Myanmar, di mana konflik internal dan konflik
komunal bersenjata di kedua negara ini lebih banyak dibandingkan dengan yang
lainnya. Pertanyaan yang diajukan untuk memahami masalah ini adalah:
bagaimana proliferasi SALW yang tidak terkontrol menjadi ancaman bagi
keamanan manusia di Indonesia dan Myanmar?
Untuk menjawab dan memahami masalah tersebut, metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif analitis yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana proliferasi SALW menjadi ancaman
bagi keamanan manusia di Indonesia dan Myanmar. Teori utama yang digunakan
yaitu konsep keamanan manusia yang mencakup tujuh dimensi keamanan untuk
menjelaskan dampak dari proliferasi SALW terhadap keamanan manusia di
Indonesia dan Myanmar, serta beberapa teori pendukung lainnya seperti teori
keamanan non-tradisional, arms control atau pengontrolan senjata, Rasionalisme,
serta konflik internal dan konflik komunal yang melibatkan SAL W di dalamnya.
Proliferasi SALW yang tidak terkontrol menyebabkan senjata-senjata
tersebut jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Pada kawasan
Asia Tenggara di mana pengontrolan terhadap proliferasi SAL W lemah, SAL W
jatuh ke tangan kelompok separatis dan pemberontak yang sebagian besar berada
di Indonesia dan Myanmar yaitu seperti GAM (Gerakan Aceh Merdeka), OPM
(Operasi Papua Merdeka), KNLA (Karen National Liberation Army), SSA (Shan
State Army), dan kelompok-kelompok agama yang bertikai dalam konflik
komunal agama yang terjadi di Maluku dan Poso. Adanya SALW dalam konflik
mengakibatkan semakin parahnya intensitas dan durasi konflik yang
menyebabkan besarnya ancaman bagi keamanan manusia di kedua negara
tersebut. Ancaman tersebut adalah tingginya jumlah korban jiwa dan korban
cidera, munculnya prajurit anak, besarnya jumlah pengungsi internal atau IDPs
(internally displaced persons), sulitnya masyarakat untuk mengakses kebutuhan
dasar, dan memunculkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan negara
yang berakibat pada masyarakat. Melalui penelitian ini ditemukan bukti bahwa
jumlah korban dan dampak yang lebih besar terjadi di Myanmar dibandingkan di
Indonesia karena proliferasi SALW dan keterlibatannya dalam konflik internal di
Myanmar pun lebih besar dibandingkan dengan yang terdapat di Indonesia.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13447 | DIG - FISIP | Skripsi | HI AGN p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain